Laba Bersih Erajaya Naik 14% di Semester I-2024, Ponsel dan Tablet Penyokong Terbesar Pendapatan
PT Erajaya Swasembada, Tbk. (ERAA) mencatat kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 14,2% YoY pada semester pertama tahun 2024. Pertumbuhan profitabilitas ini didukung oleh kenaikan penjualan bersih sebesar 14,6% YoY sehingga laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp523,6 miliar.
Wakil Direktur Utama PT Erajaya Swasembada, Tbk, Hasan Aula mengatakan Perseroan menikmati hasil positif selama satu semester berkat sejumlah inisiatif untuk meningkatkan optimalisasi produktivitas gerai yang sudah dibuka dalam dua tahun terakhir.
“Dalam waktu yang sama, kami juga memastikan portofolio produk yang ditawarkan melalui jaringan gerai, khususnya handset dan aksesoris, bisa menjawab beragam kebutuhan gaya hidup dari pelanggan setia, termasuk juga memanfaatkan momentum seperti tahun ajaran baru sekolah,” kata Hasan dalam keterangan resminya.
Segmen yang berkontribusi paling besar untuk angka penjualan bersih berasal dari telepon selular dan tablet sebesar 82%. Kontribusi tersebut diikuti oleh segmen aksesoris dan lainnya sebesar 12%, segmen komputer dan peralatan elektronik lainnya sebesar 4% serta segmen produk operator sebesar 2%.
Perseroan dalam 2-3 tahun terakhir terus mengembangkan portofolio bisnis dengan memperkenalkan merek ritel baru serta ekspansi jaringan gerai. Contohnya adalah dua merek ritel baru di bawah vertikal bisnis Erajaya Food & Nourishment yakni Bacha Coffee dan Curry Up. Bacha Coffee merupakan luxury coffee retail & restaurant dari Maroko dengan gerai pertama yang dibuka di Plaza Senayan, Jakarta, sementara Curry Up adalah merek ritel lokal yang berfokus pada menu kari dengan gerai pertama berlokasi di ASHTA District 8, Jakarta.
Selama semester I tahun 2024, Perseroan telah membuka 123 gerai baru dari target pembukaan 200 gerai sepanjang tahun 2024. Hingga 30 Juni 2024, Erajaya Group telah memiliki 2.113 gerai ritel yang beroperasi di Indonesia, Malaysia dan Singapura serta didukung oleh 78 pusat distribusi dan lebih dari 53.000 gerai ritel pihak ketiga.
Serapan belanja modal Perseroan selama satu semester mencapai Rp348 miliar, sedangkan serapan pada periode yang sama di tahun sebelumnya mencapai Rp472 miliar. Belanja modal lebih banyak digunakan untuk keperluan perluasan jaringan ritel.