Rekor Tertinggi, Saratoga Bagikan Dividen Senilai Rp814 Miliar
Perushaan investasi, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk akan membagikan dividen senilai Rp814 miliar dari tahun buku 2021. Pembagian dividen ini sudah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada Kamis (21/4).
“Kami baru saja melakuakn RUPS dan RUPS-LB pada pagi hari tadi, dan pada rapat tersebut sudah disetujui bahwa atas laporan keuangan 2021, perusahaan akan membagikan dividen sebesar Rp814 miliar,” ujar Ryan D.Sual selaku Hubungan Investor PT Saratoga Investama Sedaya Tbk pada paparan publik, Kamis (21/4) sore.
Ryan mengatakan nilai dividen tahun buku 2021 ini lebih tinggi dibandingkan nilai dividen tahun buku 2020 yang sebesar Rp298 miliar. Bahkan nilai dividen tahun buku 2021 ini, menurutnya merupakan rekor tertinggi nilai dividen yang dibagikan perusahaan investasi ini.
“Tentunya kedepan kami juga akan terus mengapresiasi dukungan para pemegang saham dan tentunya kami juga terus memaksimalkan kinerja kami dari sisi manajemen untuk meningkatkan lagi pertumbuhan dan perkembangan dari portofolio usaha kami,” ujar Ryan.
Dalam paparan publik, Ryan menyampaikan tahun 2021 lalu, Saratoga membukukan rekor laba tertinggi sebesar Rp24,9 triliun dibandingkan dengan Rp8,8 triliun di tahun 2020. Performa ini sebagian besar dikontribusikan oleh kenaikan harga saham Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) yang belum direalisasikan.
Penghasilan dividen pada tahun 2021 lalu mencapai Rp1,6 triliun yang sebagian besar dikontribusikan oleh ADRO, MPMX, dan TBIG.
Devin Wirawan, Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk mengatakan tahun 2021 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Saratoga. Net Asset Value (NAV) Perseroan tercatat sebesar Rp56,3 triliun pada 2021, meningkat 78% dibandingkan pada tahun 2020 yang senilai Rp31,7 triliun.
“Ini adalah berkat kolaborasi yang terus kami lakukan antara Saratoga dengan anak perusahaan kami agar mereka dapat mengekesekusi business plan yang sudah disetujui bersama,” ujar Devin.
Pada tahun 2021 lalu, Saratoga juga melakukan investasi di 4 perusahaan baru yaitu Sirclo, Fuse, Xurya dan City Vision. “Kebanyak dari perusahaan ini bergerak di sektor teknologi dan kami akan terus melakukan pengembangan investasi di sektor ini seiring dengan bertumbuhnya transformasi di dunia bisnis dari tradisional ekonomi menjadi digital ekonomi,” ujar Devin.
Devin menyampaikan tahun ini Saratoga juga akan melakukan investasi baik investasi pada portofolio yang sudah ada maupun perusahaan baru. “Secara total, kita alokasikan US$100 juta hingga US$150 juta yang akan kami investasikan sebagai investasi tambahan untuk portofolio kami yang sudah ada dan juga untuk portofolio investasi baru. Sektor fokus kami adalah sektor teknologi 30-40%, sektor kesehatan, financial services, dan renewable energy,” ujar Devin.
Disebutkan Devin awalnya Sartoga fokus berinvestasi pada sektor sumber daya alam, infrastruktur dan konsumer. Namun seiring dengan transformasi ekonomi Indonesia dan tradisional ekonomi ke ekononi digital yang dipercepat oleh pandemi Covid-19, fokus investasi Saratoga pun bergeser ke sektor teknologi.
“Jika kami tidak mengantisipasikan hal ini, jika kami tidak menambahkan investasi di sini (teknologi) kita bisa ketinggalan. Sebagai perusahaan investasi yang harus kami lakukan adalah kita harus selalu bisa melihat apa yang akan terjadi di depan dan kita harus mengantisipasi dan melakukan investasi dan ekseksui business plan kami di hal-hal tersebut,” ujarnya.
Saat ini Saratoga telah berinvestasi di lebih dari 20 perusahaan, beberapa diantaranya yang terbesar adalah Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).