Menristek dan LIPI Harapkan Swasta Sumbang Dana Riset

0
462
Reporter: Bagas Rizkinanda

Swasta diminta untuk ikut berkontribusi dalam hal riset dan inovasi nasional. Terutama dalam hal penganggaran. Pasalnya, anggaran riset Indonesia saat ini baru mencapai 0,35% dari produk domestik bruto (PDB).

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menilai kontribusi swasta selama ini masih minim dalam riset dan inovasi. Fakta menunjukkan 80% anggaran riset dan inovasi berasal dari pemerintah.

“Dari swasta baru 10%, jadi artinya anggaran pemerintah atau kegiatan riset pemerintah itu mendominasi Indonesia,” kata Bambang bebrapa waktu lalu.

Fakta tersebut, kata Bambang, sangat ironi. Apalagi jika merujuk kepada negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan yang maju secara teknologi, swasta menyumbang 70% dari total anggaran riset. Kontribusi swasta untuk mempercepat riset dan inovasi di kedua itu sebagai jawaban minimnya kekayaan alamnya.

“Jadi Korea Selatan dan Jepang itu sedemikian cepat berkembang secara inovasi,” kata Bambang.

Menurut Bambang, minimnya kontribusi swasta dinilai menjadi salah satu penyebab belum berkembangnya riset dan teknologi. Tidak usah dengan Jepang dan Korea Selatan, dibanding Thailand, kontribusi swasta di Indonesia juga jauh lebih kecil. Did Thailand, swasta menyumbanya 70% dari anggaran riset di negara itu.

Baca Juga :   Komisi VII DPR Rekomendasikan BPK Audit Menyeluruh Smelting Gresik

“Ironi ini menurut saya harus segera diselesaikan kalau kita ingin memperkuat sumber pendanaan research & development serta inovasi di Indonesia,” kata Bambang.

Menanggapi pendapat Bambang itu, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengakuinya. Handoko karena itu mengimbau swasta untuk meningkatkan keterlibatan pihak industri di semua ranah riset secara alami. Ini penting agar industri bisa melihat aneka peluang yang mungkin bisa dipakai untuk pengembangan produk inovasi yang di banyak kasus tidak selalu bersumber dari hasil final riset. Inilah yang menjadi fokus penciptaan ekosistem ramah inovasi, kata Handoko.

“Hilirisasi iptek di era revolusi industri 4.0 tidak selalu linier, tetapi bisa muncul aneka inovasi dari berbagai ranah riset. LIPI sejak awal fokus untuk menciptakan ekosistem ramah inovasi dan terbuka bagi semua pihak, baik akademisi maupun industri.”

Kepala Pusat Pemanfaatan, Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI Yan Riyanto ikut menimpali, pihaknya melakukan 3 hal untuk menciptakan hilirisasi iptek serta penciptaan ekosistem ranah inovasi. Pertama, membenahi infrastruktur riset. Infrastruktur riset di LIPI, kata Yan, akan dijadikan sebagai fasilitas yang terbuka bagi publik.

Baca Juga :   WIKA: Ibukota Baru Peluang Besar Investasi Properti

Kemudian, akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Iptek. Selanjutnya, LIPI juga secara konsisten mengundang industri untuk melakukan kegiatan penelitian di fasilitas-fasilitas yang dimiliki LIPI. “Hal ini dilakukan untuk mempersempit kesenjangan antara dunia penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan riset dan inovasi dengan kalangan industri,” kata Yan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics