Soal Rencana Penggabungan dengan WIKA, PTPP Masih Menunggu Kajian Detail
PT PP (Persero) Tbk mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil kajian mengenai rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengkonsolidasikan perusahaan-perusahaan BUMN karya.
Sekretaris Perusahaan PT PP, Bakhtiyar Efendi mengatakan sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat bersama Komisi VI DPR, PT Hutama Karya (Persero) akan digabungkan dengan PT Waskita Karya (Persero). Sedangkan PT PP rencananya akan digabungkan dengan PT Wijaya Karya (Persero).
“Ini mungkin kajiannya sudah mulai ada hasil, meskipun kita masih menunggu hasil detailnya seperti apa. Jadi kita secara resmi, secara detailnya nanti proses penggabungannya, sistem penggabungannya seperti apa itu masih kita tunggu dari Kementerian BUMN,” kata Bakhtiyar dalam acara media gathering belum lama ini.
Bakhtiyar mengatakan dalam pembahasan kajian tersebut, PP juga ikut dilibatkan untuk memberikan data-data yang dibutuhkan oleh Kementerian BUMN. Nantinya data-data tersebut akan digunakan untuk mempertimbangkan perusahaan yang yang cocok digabung dengan PP.
“Tentunya lebih baik, pasti pemegang saham ingin yang lebih baik. Karena saat ini ada tujuh dengan kompetensi yang sama semuanya dapat membidik proyek yang sama itu mungkin jadi salah satu evaluasi di Kementerian BUMN,” ujar Bakhtiyar.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa, pihaknya berencana untuk menggabungkan 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan karya. Erick menyebutkan, upaya tersebut dilakukan untuk menyehatkan BUMN karya.
Kementerian BUMN, kata Erick, juga sudah melakukan pengelompokan untuk mendalami tugas masing-masing perusahaan karya tersebut. Erick menuturkan nantinya PT PP akan digabung dengan PT WIKA yang mana PP kemungkinan akan menjadi induk dari penggabungan tersebut. Perusahaan tersebut akan fokus pada proyek seaport, airport, dan residential.
Selanjutnya, Erick mengatakan, PT Hutama Karya rencananya akan digabung dengan PT Waskita Karya. Penggabungan itu akan difokuskan untuk proyek jalan tol, non-tol, institutional building, dan residential commercial. Sementara itu, penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan PT Nindya Karya (Persero) akan difokuskan untuk proyek pembangunan infrastruktur air, rel kereta api, dan lainnya.
“Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan. Jadi ini yang kita dorong,” kata Erick di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 19 Maret 2024.