GAPKI: Mandatori B30 Kebijakan yang Tepat, B100 Perlu Kajian Mendalam

0
65

Wakil Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Togar Sitanggang mengatakan minyak sawit adalah bahan baku energi utama di masa mendatang. Adanya kebijakan mandatori B30 dinilai sebagai langkah yang tepat.

“Kebijakan implementasi mandatori B30 adalah kebijakan yang tepat. Dengan memanfaatkan sawit sebagai energi, selain menghemat devisa negara juga akan meningkatkan kesejahteraan petani sawit,” kata Togar saat menjadi pembicara dalam Pakistan Edible Oil Conference 2020 di Karachi Pakistan, Sabtu (11/01/2020) yang dirilis dalam siaran pers.

Togar mengatakan dalam berbagai uji coba dengan berbagai merek kendaraan bermotor, tidak ada persoalan teknis dengan penggunaan biodiesel dari sawit. Menurut Togar, kalau B100 tentu perlu kajian yang lebih dalam dengan melibatkan banyak ahli.

Togar mengatakan mandatori biodiesel yang sudah berhasil dilakukan Indonesia akan ditiru oleh Malaysia dengan menerapkan program B20.

Terkait harga minyak sawit, Togar mengakui bahwa kenaikan yang terjadi di luar perkiraan para analis komoditas global. Selain naik lebih cepat yaitu pada dua bulan terakhir 2019, persentase kenaikannya sangat tajam.

Baca Juga :   Gapki: Produksi CPO dan PKO Naik 12,4% pada Mei 2023

“Ini menjadi sentimen positif di pasar sehingga harga minyak sawit sejak Oktober tahun lalu naik tajam,” katanya.

Togar mengatakan kenaikan harga CPO itu masih  dalam range yang wajar. Sehingga sampai saat ini kenaikan harga CPO tersebut belum sampai menekan ekspor sawit termasuk di pasar Asia Selatan. Togar mengatakan harga CPO akan menemukan ekuilibrium atau titik keseimbangan baru.

Terkait pasar Pakistan, Togar mengatakan Indonesia masih menguasai 80% pasokan minyak sawit di negara Asia Selatan tersebut. Sisanya dari Malaysia. Namun Togar melihat Malaysia tampak sangat agresif untuk meningkatkan pasar minyak sawitnya di Pakistan.

Leave a reply

Iconomics