BPDPKS dan GAPKI akan Serahkan Batik Berbahan Kelapa Sawit ke Presiden dan Pejabat Pemerintahan

0
558

Tak lama setelah Presiden Joko Widodo mewacanakan penghentian ekspor Crude Palam Oil (CPO) dan mendorong hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah, para pelaku usaha kelapa sawit Indonesia pun memperkenalkan salah satu hasil hilirisasi sawit tersebut di sektor ekonomi kreatif.

Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meluncurkan Batik Sawit Nusantara. Ini merupakan batik dengan lilin atau malam berbahan minyak kelapa sawit.

Sunari, Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS mengatakan sawit memiliki pohon indusri yang sangat banyak termasuk di dalamnya dapat digunakan sebagai bahan baku untuk lilin atau malam batik.

“Proses pembuatan Batik Sawit Nusantara telah selesai dan diserahkan antara lain, pertama penyerahan 4 kain batik nusantara (motif) Cipta Dira dan Panca Jagat untuk Bapak Presiden Republik Indonesia dan Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia dengan dua desain yang berbeda. Kedua, penyerahan 55 kain Batik Sawit Nusantara untuk menteri dan pejabat tinggi negara dengan desain yang berbeda,” ujar Sunari yang mewakili Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS, dalam konferensi pers, Senin (18/10).

Baca Juga :   IPOC Virtual 2020 Usung Tema Industri Kelapa Sawit di Era Ekonomi New Normal

Sunari berharap penyerahan batik dengan lilin atau malam berbasis sawit tersebut akan menciptakan kesadaran akan banyaknya manfaat kelapa sawit.

“Kami tidak lupa mengapresiasi tim BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] selaku tim periset dan kelompok pengrajin batik Gresik, Jawa Timur yang sudah menggunakan lilin dari kelapa sawit dalam pembuatan Batik Nusantara,” ujarnya.

Sunari mengatakan dalam rangka mendukung pemanfaatan produk hilir sawit dalam mendukung industri kreatif batik Indonesia, BPDPKS berkolaborasi juga dengan BPPT dan Balai Besar Kerajinan Batik telah melakukan serangkaian kegiatan sosialisasi dan workshop penggunaan lilin atau malam berbahan turunan minyak sawit pada UKM batik.

Rangkaian kegiatan kemitraan UKM batik sawit ini telah dilaksanakan di lima kota yaitu Yogyakarta, Surabaya, Cirebon, Solo, Semarang, dengan peserta di masing-masing kota sebanyak 40 UKM.

“Harapannya dengan malam batik berbasis sawit ini akan semakin meningkatkan permintaan dalam negeri terhadap produk turunan sawit untuk industri kreatif batik dan menggantikan produk malam batik yang berbasis parafin yang pemenuhan kebutuhannya sebagian besar diperoleh dengan impor,” ujarnya.

Baca Juga :   APINDO dan GAPKI Perkuat Hubungan Industrial di Perkelapasawitan

Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono juga mengapresiasi BPPT yang telah melakukan penelitian sehingga bisa menemukan Bio Parrafin Substitute (Bio-Pas) berbahan baku sawit. Parafin merupakan salah satu campuran dalam pembuatan lilin atau malam batik.

“Menurut saya ini penemuan yang luar biasa dan saya pikir inovasi ini sangat penting buat kepentingan Indonesia,” ujarnya.

Dikatakan sangat penting, Joko menambahkan, karena sawit merupakan kekayaan alam yang tersedia berlimaph di Indonesia. Sementara di sisi lain,  selama ini parafin yang digunakan dalam membatik adalah barang impor. “Dengan kita bisa membuat inovasi produk yang bisa mensubtitusi impor, itu menurut saya adalah kepentingan besar republik ini karena ini kemudian akan bisa mengurangi impor,” ujarnya.

Joko berharap lilin atau malam berbahan sawit ini bisa diproduksi masif sehingga bisa diakses dengan mudah oleh para pengrajin batik. Selain harus terus mempromosikan Bio-Pas, Joko, mengatakan juga diperlukan edukasi yang lebih luas kepada para pengrajin batik untuk mulai menggunakan Bio-Pas ini sebagai pengganti parafin.

Baca Juga :   Produksi CPO Masih Lesu, Harga Masih Melambung

Togar Sitanggang, Wakil Ketua Umum Gapki III yang merupakan penggagas Batik Sawit Nusantara mengatakan gaung batik berbahan baku sawit ini harus bisa menggema ke seluruh pelosok nusantara. Karena itulah, produk yang terdiri atas dua motif ini yaitu Cipta Dira dan Panca Jagat pertama-tama diserahkan kepada Presiden dan Wakil Presiden serta para menteri kabinet Indonesia Maju.

“Intinya kerja dari teman-teman ini adalah ingin memberitahukan kepada masyarakat Indonesia bahwa produk hilir sawit juga sudah menyentuh tradisi bangsa yaitu batik,” ujar Togar.

Leave a reply

Iconomics