
Anggota DPR: Keputusan Bulog Impor Beras Dinilai Bertentangan dengan Perintah Jokowi

Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan/Dokumentasi DPR
Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan menilai keputusan Perum Bulog mengimpor beras sebagai stok cadangan beras pemerintah (CBP) bertentangan dengan perintah Presiden Joko Widodo. Pasalnya, Jokowi dalam berbagai kesempatan memerintahkan untuk tidak melakukan impor beras.
“Tentunya ini ironis mengingat Indonesia negara agraris. Saya sendiri belum menemukan alasan yang tepat terkait wacana impor beras. Ini jelas-jelas mencederai kedaulatan pangan nasional,” kata Johan dalam keterangan resminya, Senin (19/12).
Johan mengatakan, kebijakan Bulog mengimpor beras itu justru memunculkan pertanyaan soal keterangan pemerintah yang selama ini menyatakan Indonesia surplus. Kenyataannya, ketahanan dan kemandirian pangan justru tidak terjaga dengan baik.
“Ada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disepakati sebagai acuan bersama, menyatakan kita surplus (beras) 1,7 juta ton. Tetapi setelah dikonfirmasi di lapangan oleh Perum Bulog, barangnya tidak ada,” tutur Johan.
Sebelumnya, Perum Bulog memastikan harga beras di pasar tetap terjaga walau stok cadangan beras bertambah karena beras impor telah tiba pada Jumat (16/12) pekan lalu. Hingga akhir Desember ini, sekitar 200 ribu ton beras impor akan masuk untuk menambah cadangan beras pemerintah yang akan disalurkan ke 14 titik pelabuhan di Indonesia.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, 14 titik pelabuhan itu meliputi Malahayati dan Lhokseumawe, Aceh; Belawan, Medan; Dumai, Riau; Teluk Bayur, Padang; Boom Baru, Palembang; Panjang, Lampung; Tanjung Priok, Jakarta; Merak, Banten; Tanjung Perak, Surabaya; Tenau, Kupang, kemudian sisanya akan direalisasikan tahun depan sampai dengan sebelum panen raya.
“Alhamdulillah hari ini Bulog mendapat tambahan stok cadangan beras pemerintah sebanyak 10 ribu ton untuk kapal impor perdana dari Vietnam yang baru tiba (5.000 ton di Tanjung Priok dan 5.000 ton di Merak) dan secara terus menerus akan terus bertambah karena sudah banyak kapal impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar yang sudah antre akan bersandar,” kata Budi.
Leave a reply
