OJK Diminta Selidiki Dugaan Konflik Kepentingan Investasi Telkomsel ke GoTo

0
723
Reporter: Kristian Ginting

Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin

Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin menilai adanya pola pelanggaran konflik kepentingan investasi PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) senilai Rp 6,7 triliun ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Dugaan konflik kepentingan itu karena Komisaris Utama GoTo adalah Garibaldi Thohir yang merupakan kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir.

Di samping itu, kata Puteri, unicorn Gojek masih selalu merugi setiap tahun sejak perusahaan itu berdiri tahun 2010. Karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu menyelidiki benturan kepentingan dalam proses penawaran saham perdana (IPO) GoTo, transaksi mencurigakan Telkomsel/Gojek hingga dugaan perdagangan saham semu GoTo akhir-akhir ini yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi investor.

“OJK harus segera menyelidiki persoalan ini sehingga, apabila ditemukan pelanggaran, OJK dapat segera mengambil tindakan tegas sesuai ketentuan yang berlaku. Karena, tak hanya entitas BUMN saja yang berpotensi dirugikan, tetapi juga masyarakat umum selaku investor yang memiliki saham GoTo ini,” tutur politikus Partai Golkar itu dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Baca Juga :   Webinar "BUMN Outlook 2022: Bagaimana Masa Depan Holding BUMN Sebagai Mercusuar Ekonomi Indonesia tahun 2022?"

Puteri mengatakan, merujuk kepada Undang-Undang No. 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan, konflik kepentingan adalah kondisi pejabat pemerintah yang memiliki kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi netralitas dan kualitas keputusan dan/atau tindakan yang dibuat dan/atau dilakukannya.

Sementara dalam pedoman yang disusun Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) disebutkan “Unresolved conflict of interest may result in abuse of public office.” Bila diterjemahkan artinya situasi konflik kepentingan yang dibiarkan dapat mengakibatkan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat.

Selain itu, OECD menambahkan: “Inadequately managed conflicts of interest on the part of public officials have the potential to weaken citizens’ trust in public institutions.” Kalimat ini berarti situasi konflik kepentingan yang tidak dikelola secara memadai di sisi pejabat publik akan melemahkan kepercayaan masyarakat pada institusi publik.

Karena itu, kata Puteri, pihaknya mengajak seluruh jajaran penyelenggara negara dan pejabat lainnya untuk menerapkan pencegahan dan penanganan konflik kepentingan ke depan. Bukan hanya karena untuk memelihara kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik, tapi juga karena konflik kepentingan sesungguhnya merupakan akar dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), yang dapat merugikan banyak pihak lain.

Baca Juga :   KAI: Kuota Angkutan BBM Subsidi 2022 Masih Terpakai 54%

Kontroversi investasi Telkomsel ke GoTo akhir-akhir mendapat perhatian publik karena dinilai mengandung konflik kepentingan dan merugikan perusahaan milik negara tersebut. Karena itu, Komisi VI DPR merespon soal itu dan membentuk panitia kerja untuk mendalami proses investasi dari Telkomsel ke GoTo.

Dalam paparannya di Komisi VI, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Ririek Adriansyah mengatakan, kabar yang menyebutkan Telkomsel merugi karena berinvestasi di GoTo tidak benar. Sementara ini, selama berinvestasi di GoTo, Telkomsel memperoleh income revenue senilai Rp 473 miliar pada periode 2021.

Sedangkan pada Kuartal I/2022, kata Ririek, Telkomsel sudah memperoleh income revenue senilai Rp 153 miliar. “Kalau dikalikan 4 saja itu sudah sekitar Rp 600 miliar lebih. Sudah ada pertumbuhan 25% apabila dibandingkan dengan income revenue di tahun 2021,” ujar Ririek.

Selain itu, kata Ririek, harga saham GoTo terpantau hingga kemarin berada di angka Rp 368 per lembar saham. Jumlah tersebut mengalami kenaikan Rp 98 dibandingkan dengan ketika Telkomsel berinvestasi pada GoTo yang hanya sebesar Rp 270 per lembar saham.

Baca Juga :   Hutama Karya Siapkan Berbagai Strategi untuk Layani Pemudik yang Berlibur Sambut Nataru

Ketika IPO, kata Ririek, harga saham GoTo berada di kisaran Rp 338 di mana angka tersebut lebih rendah dari harga saham pada 2021 sebesar Rp 375. Dengan demikian, dalam interim report kepada OJK tercatat unrealized loss Rp 821 miliar walau pencapaian Telkomsel diklaim masih mendapatkan keuntungan.

“Ada investor yang masuk setelah kita. Sebelum akhir tahun itu harga saham per lembar Rp 375, sehingga tahun 2021 kita mencatat fund release dari Rp 270 menjadi Rp 375 atau setara hampir Rp 2,5 triliun,” tutur Ririek.

Leave a reply

Iconomics