
Wakil Ketua DPR Sebut Prabowo Berperan Bikin Kekuatan Militer RI Terkuat di Asean

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad/Istimewa
Kekuatan militer Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut berada di posisi puncak di Asia Tenggara. Sementara secara global berada pada peringkat ke-16 dari 140 negara di 2021.
Menurut Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, capaian posisi kekuatan militer Indonesia berdasarkan data Global Firepower yang merupakan situs pemeringkat militer dunia. Selain Indonesia, kekuatan militer Vietnam disebut berada di posisi ke-2, Thailand posisi ke-3, Myanmar ke-4, Singapura ke-5, Malaysia ke-6, Filipina ke-7, Kamboja ke-8 dan Laos ke-9.
“Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan di saat yang sama terus melakukan upaya modernisasi alutsista. Juga memperbesar dan memperkuat TNI melalui pembentukan komponen cadangan TNI yang ditetapkan Presiden Joko Widodo,” kata Dasco dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Masih berdasarkan data situs pemeringkat itu, menurut Dasco, jumlah skor yang dicapai angkatan militer Indonesia sebesar 0,2684. Jumlah ini dinilai hampir setara dengan kekuatan militer negara-negara maju di dunia.
Dalam menilai peringkat militer sebuah negara, kata Dasco, Global Firepower menetapkan 50 indikator termasuk ketika menghitung skor power index. Negara-negara kecil yang memiliki kelebihan dalam perhitungan di beberapa indikator justru menjadi keunggulan negara tersebut untuk bersaing dengan negara-negara yang lebih berkembang.
“Baru-baru ini Prabowo membawa pulang teknologi kapal perang jenis fregat type Arrowhead dari Inggris yang dapat memperkuat Indonesia dalam menghadapi ancaman. Termasuk di Laut Natuna Utara,” kata Dasco.
Kapal perang fregat, kata Dasco, merupakan jenis kapal yang memiliki kecepatan tinggi dengan kemampuan manuver yang dilengkapi teknologi militer terkini. Kemudian, dengan ditetapkannya 3.103 orang sebagai Komponen Cadangan (Komcad) TNI yang bisa digunakan untuk mobilitas dalam memperbesar kekuatan TNI diharapkan dapat memperkuat ketika negara berada dalam keadaan darurat militer atau bencana.
“Dengan adanya Komcad memungkinkan penghematan anggaran untuk perkuat pertahanan. Kekuatan TNI dapat bertambah secara personel meski tanpa menambah jumlah TNI aktif,” katanya.