Ini Bukti Program Kartu Prakerja Mampu Tingkatkan Inklusi Keuangan

0
670
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Program Kartu Prakerja dinilai berhasil dalam meningkatkan inklusi keuangan dari para peserta program tersebut. Terlebih, 13% dari 5,6 juta peserta program per 12 Oktober 2020 atau sekitar 728 ribu orang menjadi memiliki rekening bank atau akun dompet digital setelah ikut program Kartu Prakerja.

“Salah satu bukti keberhasilan transformasi digital di program ini karena sebelumnya 13% penerima Kartu Prakerja tidak mempunya rekening, baik di bank maupun e-wallet,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari saat menghadiri acara webinar, Rabu (14/10).

Denni mengatakan, dari 728 ribu peserta yang telah memiliki rekening bank atau dompet digital itu, 76% memiliki rekening dompet digital, sementara 24% memiliki rekening bank. Angka ini bisa dicapai karena penerapan program Kartu Prakerja ditempuh sepenuhnya secara digital. Termasuk dalam penyaluran dana insentif sebesar Rp 3,55 juta yang diberikan kepada penerima Kartu Prakerja langsung secara virtual ke tiap-tiap akun mereka.

Dengan demikian, kata Denni, kemitraan antara pemerintah dan perusahaan berbasis teknologi sangat penting untuk memastikan setiap proses layanan Kartu Prakerja dapat terselenggara dengan mudah, cepat, aman, efisien, tepat sasaran dan tepat jumlah pada skala yang besar.

Baca Juga :   Pakar Marketing: 5 Langkah Masuk Pasar Milenial

“Transformasi digital dibutuhkan bagi Indonesia sebagai negara yang besar dan berbentuk kepulauan. Selain itu, transformasi digital juga sangat diperlukan bagi negara kita untuk tumbuh di masa pandemi,” kata Denni.

Proses seleksi terhadap para pendaftar program Kartu Prakerja, kata Denni, telah berjalan dengan baik dan dilakukan secara tepat. Per Rabu (14/10), terdapat 36,6 juta orang yang mendaftar dan dari jumlah tersebut hanya 5,6 juta peserta yang terpilih memperoleh Kartu Prakerja.

Dari total 5,6 juta peserta program, kata Denni, pihaknya mencatat sebanyak 87% dari peserta merupakan pengangguran. Sementara 79% dari peserta merupakan kalangan muda atau berusia 18 hingga 35 tahun, 81% merupakan orang yang pernah atau merupakan pekerja informal, median pendapatan per bulan para peserta program sebesar Rp 1,3 juta.

Lebih lanjut, kata Denni, tercatat yang telah membeli pelatihan sebanyak 5,19 juta peserta dan yang telah selesai minimal satu pelatihan sebagai syarat mendapatkan insentif sebanyak 4,77 juta peserta. Kemudian yang telah menerima insentif mencapai 4,55 juta peserta.

Baca Juga :   Anggota DPD Ini Tolak RUU tentang DKI Jakarta, Ini Alasannya

 

Leave a reply

Iconomics