Pendapatan Naik 17,41%, Laba Bersih Bank Permata Anjlok

0
729
Reporter: Petrus Dabu

Meski pendapatan naik, Bank Permata Tbk (BNLI) tidak bisa mempertahankan pertumbuhan laba bersih pada kuartal pertama 2020.

Pendapatan bank yang akan dibeli oleh Bangkok Bank ini pada kuartal pertama 2020 sebesar Rp 2,07 triliun, naik 17,41% dari Rp 1,77 triliun pada kuartal pertama 2019 lalu.

Pendapatan ini terdiri atas pendapatan bunga dan syariah bersih (net interest income) sebesar Rp 1,54 triliun, naik 15,93% dari Rp 1,33 triliun pada kuartal pertama 2019.

Pendapatan operasional lainnya seperti provisi dan komisi, juga naik 21,88% menjadi Rp 535,73 miliar, dari Rp 439,56 miliar.

Total jumlah outstanding kredit hingga 31 Maret lalu (termasuk cadangan kerugian penurunan nilai) sebesar Rp 111,29 triliun, tumbuh 5,61% year on year. Pertumbuhan kredit Bank Permata terbilang masih kencang di mana pada kuartal pertama 2019 tumbuhnya sebesar 4,6% (year on year) dan pada kuartal pertama 2018 tumbuh 4,35% year on year.

Ada penurunan dalam kualitas kredit terutama untuk non performing loan/NPL bruto yang naik menjadi 3,18% (bruto) dari 2,77% pada 31 Desember 2019. Sedangkan NPL neto turun menjadi 1,23% dari 1,34% pada akhir Desember 2019.

Baca Juga :   Emiten Menara, Tower Bersama Bukukan Pendapatan Rp 1,26 Triliun, Naik 11,57%

Simpanan nasabah juga tumbuh kencang. Jumlah simpanan nasabah per 31 Maret 2020 sebesar Rp 133,21 triliun, tumbuh 11,32% year on year. Pada kuartal pertama 2019 lalu pertumbuhan simpanan nasabah sebesar 6,91% dan pada kuartal pertama 2018 tumbuh negatif sebesar 12,36%.

Laba Anjlok

Meski pendapatan naik, tetapi Bank Permata tidak bisa mempertahankan pertumbuhan laba bersihnya pada kuartal pertama tahun ini.

Laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 280,94 miliar, turun 45,37% dari Rp 514,29 miliar pada kuartal pertama 2019. Penurunan laba sebelum pajak ini terjadi karena peningkatan yang tajam pada kerugian penurunan nilai aset keuangan yang mencapai Rp 621,67 miliar, naik 481,05% dari Rp 106,99 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.

Kerugian penurunan nilai aset keuangan ini terutama pada kredit yang diberikan dimana kerugiannya mencapai Rp 613,88 miliar, naik 458,15% year on year.

Setelah dikurangi pajak, laba bersih perusahaan pun hanya tersisa Rp 1,74 miliar, turun 99,54% dari Rp 377,36 miliar pada kuartal pertama 2019. Pada kuartal pertama tahun lalu, laba bersih Bank Permata masih tumbuh 130,6% dari Rp 163,64 miliar pada kuartal pertama 2018.

Leave a reply

Iconomics