Penerapan PSBB Bikin Pizza Hut Sempat Khawatir Bisnis Akan Anjlok

0
2824
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Sari Melati Kencana Tbk (Pizza Hut) mengaku sempat khawatir dengan keputusan penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di tiap-tiap daerah sebagai cara mencegah wabah Covid-19. Karena kebijakan itu, seluruh restoran termasuk Pizza Hut wajib meniadakan layanan dine-in.

Padahal, kata CEO Pizza Hut Steven C Lee, sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari dine-in. Karena itu, penerapan PSBB yang mengakibatkan layanan dine-in tutup menjadi tantang besar bagi Pizza Hut.

“Jadi sebagian besar dari bisnis kita tidak hanya tidak dapat menghasilkan pendapatan, namun kita juga perlu mencari cara agar bagaimana mendukung para karyawan kami sebagai bagian dari komitmen kami,” kata Steven saat menghadiri suatu acara diskusi secara daring, Selasa (23/6).

Untuk mengatasi masalah itu, kata Steven, langkah pertama yang ditempuhnya mengurangi beban non-bunga sebisa mungkin.kemudian, mencari sumber pendanaan lain untuk memperoleh kredit modal kerja tambahan.

Pizza Hut, kata Steven,juga meningkatkan penjualan di layanan take-away dan delivery. Strategi demikian sudah berhasil dilakukan terutama di salah satu cabang Pizza Hut di Tiongkok yang menghasilkan suatu inovasi di masa pandemic: contactless delivery. Ini memungkinkan restoran untuk mengantarkan makanan ke rumah konsumen tanpa harus bertemu secara langsung sehingga meminimalisir risiko penularan.

Baca Juga :   Ketahanan adalah Kunci Prilly Latuconsina Mencapai Mimpi dan Kesuksesan

“(Contactless delivery) telah diaplikasikan dengan cepat pada pasar kami dan juga oleh brand-brand lainnya di seluruh dunia. Kami akan terus mencari oportunitas untuk memastikan bahwa kita menemui inovasi yang membuat konsumen semakin nyaman,” kata Steven.

Kendati saat ini Pizza Hut berupaya mengembangkan layanan take-away dan delivery, Steven mengatakan, dalam jangka panjang, pihaknya tidak akan melakukan tindakan memutar strategi bisnisnya secara total. Sebab, sebagian besar dari 590 aset fisik perusahaan berbasis pada pelayanan dine-in sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk melakukan perubahan secara cepat.

Steven akan tetapi tidak menampik kemungkinan perusahaan untuk lebih mendukung pelayanan melalui delivery dan take-away di masa mendatang terutama jika perilaku konsumen berubah secara drastis.

“Jika konsumen terus mendukung layanan delivery dan take-away dibandingkan dine-in, maka kami akan terus memodifikasi aset kami untuk mencerminkan kebutuhan mereka. Tapi saya tidak ingin menyerah kepada dine-in karena saya pikir dine-in tetap menjadi bagian yang sangat penting dari bisnis kami,” katanya.

Leave a reply

Iconomics