Ketahanan adalah Kunci Prilly Latuconsina Mencapai Mimpi dan Kesuksesan
Ketahanan. Kata ini menjadi kunci hidup yang dipakai pesohor sekaligus seorang wirausahawan Prilly Latuconsina dalam mencapai mimpi dan kesuksesan. Apalagi mimpi tidak akan terwujud begitu saja tanpa ada proses dan kerja keras.
Dalam membangun mimpi, kata Executive Producer Sinemaku Pictures itu, perlu adanya visi dan misi yang jelas dan didukung dengan strategi yang matang. Karena itu, untuk membangun suatu mimpi yang tinggi perlu resistensi dari diri sendiri.
“Kita harus punya pendidikan apapun itu. Jadi, ketika kita ingin bikin my million dollar company, kita harus tahu misinya itu apa,” kata Prilly saat menjadi pembicara dalam acara InspiraFest 2022 di Jakarta, Sabtu (13/8).
Selain resistensi, menurut Prilly, juga perlu menyiapkan beberapa rencana dan strategi untuk menggapai kesuksesan. Jika, gagal di tahap awal, maka rencana berikutnya dapat menjadi jalan keluar untuk menjalankan misi tersebut.
“Lalu pelan-pelan kita, step by step mencapai posisi tersebut. Di saat kita sudah melakukan semuanya, jangan cepat menyerah, karena ada yang namanya plan B to Z. Saat plan A kita gagal masih ada plan B, masih ada plan Z,” ujar Prilly.
Apabila rencananya sudah matang, kata Prilly, maka kegigihan dan tidak gampang menyerah juga menjadi hal yang penting untuk dimiliki setiap insan untuk mewujudkan mimpi dan kesuksesan dalam berbisnis. Apalagi setiap manusia dinilai memiliki waktu yang diberikan Tuhan secara berbeda-beda satu sama lainnya.
“Timeline dari kita 2 tahun, tapi timeline dari Tuhan bisa jadi 5 tahun. Jadi, jangan sampai kita berhenti di timeline 2 tahun habis itu menyerah. Padahal kalau kita terus sampai kita 3 tahun itu bisa saja berhasil,” kata Prilly lagi.
Lebih lanjut, kata Prilly, untuk mencapai tujuan, maka juga harus jelas segala pertimbangan yang sudah disusun. Para pelaku usaha harus memiliki passions yang sesuai dengan usaha yang dijalankan, sehingga dapat memahami pasar, dan konsumen yang ingin ditargetkan.
“Jadi, ketika kita membuat mimpi, jangan sampai mimpi tersebut tidak realistis, sampai visi misi yang ingin kita capai juga tidak bisa kita lakukan. Jadi, benar-benar harus bisa membaca diri kita sendiri. Apakah kita capable atau tidak. Terus menyusun mimpi yang sesuai dengan kapabilitas kita, sesuai dengan misi kita,” katanya.