Penerimaan PPh Pasal 21 Tumbuh di Juni 2020, Sektor Riil Dinilai Mulai Pulih

0
76
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Berdasarkan penerimaan pajak negara pada Juni lalu, sektor riil mulai mengalami pembalikan setelah terpukul karena wabah Covid-19. Salah satu jenis pajak yang mengalami pembalikan cukup signifikan yaitu pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, PPh Pasal 21 tumbuh 12,28% secara tahunan (yoy) atau naik dari posisi Mei lalu yang terkontraksi -28,38% yoy. Di samping PPh 21, PPh orang pribadi juga tumbuh menjadi 36% yoy pada Juni dari sebelumnya 10,92% yoy Mei lalu.

“PPh final juga mampu mencatat pertumbuhan signifikan dari kontraksi -35% pada Mei lalu, pada bulan Juni mampu mencatat pertumbuhan positif 3,91%,” kata Sri Mulyani saat menghadiri telekonferensi secara virtual, Jakarta, Senin (20/7).

Menurut Sri Mulyani, untuk sektor korporasi masih mengalami tekanan berat, yang tercermin dari penerimaan PPh badan yang masih mengalami kontraksi dalam mencapai -38,1% pada Juni lalu. Sepanjang semester I/2020, PPh badan terus mengalami kontraksi yang mendalam.

“Kontraksinya sangat dalam seiring dengan banyaknya korporasi dan dunia usaha yang mengalami tekanan luar biasa berat akibat Covid-19 sehingga 3 bulan berturut-turut mengalami kontraksi. Minus 13,5% pada kuartal I, April kontraksi -16,4%, Mei kontraksi -53,9% dan Juni masih kontraksi -38,12%. Kita berharap trennya mendekati 0 atau positif bisa berjalan terus di bulan juli dan seterusnya,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga :   Hingga Oktober, Realisasi PPN untuk Transaksi Perusahaan Digital Asing Mencapai Rp297 Miliar

Penerimaan pajak per sektor usaha, kata Sri Mulyani, mengalami perbaikan pada Juni 2020 dibandingkan dengan Mei 2020 meski masih mengalami kontraksi. Industri pengolahan tercatat masih mengalami tekanan berat yang tercermin dari penerimaan yang masih terkontraksi -38,4%, atau lebih rendah dari Mei yang terkontraksi -45,2%. Sementara sektor perdagangan juga mengalami kontraksi -21,2%, atau membaik dibandingkan Mei 2020 yang terkontraksi -40,7%.

Jasa keuangan juga masih mencatat pertumbuhan penerimaan yang negatif  di Juni 2020 di posisi -11,3%, konstruksi -12,8% dan pertambangan masih -42,2%. Satu-satunya sektor usaha yang mengalami pertumbuhan positif yaitu sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 9,3% pada Juni 2020. Angka sektor transportasi dan pergudangan mengalami perbaikan signifikan dibandingkan bulan Mei yang terkontraksi -23,1%.

“Ini seiring terjadi relaksasi PSBB dan adanya kegiatan ekonomi yang mulai berdenyut dan terlihat di bidang transportasi dan kami harap mulai menular sektor lain di bulan berikutnya,” katanya.

Leave a reply

Iconomics