Semester I-2020, Penjualan Matahari Rp2,25 Triliun, Turun 62,13%

0
720
Reporter: Petrus Dabu

Kinerja keuangan PT Matahari Department Store Tbk (Matahari) pada semester pertama 2020 lalu mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Pendapatan bersih emiten dengan kode saham LPPF ini turun 62,13% menjadi Rp2,25 triliun dari Rp5,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pada semester pertama 2020, Matahari juga mengalami rugi bersih sebesar Rp357,87 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu masih memperoleh laba bersih sebesar Rp1,16 triliun.

Mengutip keterangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (30/7), Perseroan mengungkapkan sudah mengambil langkah pengurangan biaya secara menyeluruh, termasuk upaya untuk memperoleh keringanan sewa, yang telah menghasilkan penurunan pengeluaran operasional sebesar 53,8% pada kuartal kedua. Pada saat yang sama, Perusahaan meningkatkan pinjaman menjadi Rp2,07 triliun sebagai dukungan untuk pembayaran kepada pemasok.

Meskipun menghadapi tantangan Covid-19, Matahari memutuskan untuk meneruskan rencana pembukaan sejumlah gerainya yang sebelumnya tertunda, dan membuka tiga toko baru dengan luas masing-masing sekitar 6.000-7.000 meter persegi. Satu gerai dibuka di Palembang pada kuartal kedua, dan dua gerai lainnya dibuka di Depok dan Tangerang pada bulan Juli, sehingga total gerai kini menjadi berjumlah 154 gerai yang beroperasi di 76 kota. Ketiga gerai baru ini telah menunjukkan kinerja penjualan yang menjanjikan selama awal perdagangannya.

Baca Juga :   Semester I-2020, Laba Bersih Maybank Indonesia Rp809,7 Miliar, Naik 7%

Terry O’Connor, CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari mengatakan selain membuka gerai baru, Perseroan juga memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik. Sampai saat ini, Perseroan telah menutup enam gerai format besar pada tahun 2020.

“Kami bermaksud mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan,” jelas Terry  dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan di BEI, Rabu (30/7).

Terry menambahkan, selama penutupan sementara yang disebabkan oleh pandemi, saluran penjualan daring (online channels) Matahari menjadi fokus operasional Perseroan. Kantor pusat Matahari sudah kembali beroperasi pada Juni lalu.

“Sebelum kembali bekerja, karyawan diminta melakukan penilaian mandiri (self-assessment) dan uji cepat (rapid test). Untuk membatasi interaksi fisik, pengaturan pembagian kerja telah diberlakukan, pergerakan antar-lantai dilarang, dan penerimaan tamu di kantor pusat sangat dibatasi. Kampanye protokol kesehatan juga mudah terlihat di area kantor kami,” ujarnya.

 

Leave a reply

Iconomics