Home›Art of Execution›Telah Salurkan Pembiayaan Perumahan Rp103,75 Triliun, Apa Rencana Sarana Multigriya Finansial (SMF) Tahun Ini?

Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Tetap Terjaga di Triwulan III/2020

October 27, 2020

Editor: Kristian Ginting

116

Tangkapan layar YouTube, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Iconomics

Pemerintah menyebutkan sistem stabilitas keuangan pada Triwulan III/2020 tetap terjaga sehingga bisa menopang proses pemulihan ekonomi yang berangsung membaik. Indikator stabilitas sistem keuangan tetap berada pada kondisi normal di tengah masih tingginya ketidakpastian sebagai dampak pandemi Covid-19.

“Menghadapi ketidakpastian itu Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus memperkuat sinergi dalam mempercepat pemulihan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK IV tahun 2020, Selasa (27/10).

Sri Mulyani mengatakan, komitmen ini ditegaskan bersama menteri keuangan, Bank Indonesia (BI), ketua dan anggota komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan anggota serta ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dan ini dituangkan dalam kesimpulan rapat berkalan KSSK IV 2020 yang dilakukan pada Jumat (23/10) melalui konferensi video.

Melihat aktivitas perekonomian di triwulan III, kata Sri Mulyani, telah menunjukkan adanya pemulihan sesudah mengalami tekanan yang sangat berat pada triwulan II karena pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh dunia dengan diumumkannya pandemi Covid-19 oleh WHO. Pada triwulan II, kondisi ekonomi Indonesia sama dengan banyak negara di dunia mengalami tekanan berat dan pada triwulan III sudah menunjukkan pemulihan secara berangsur.

Perkembangan tersebut, kata Sri Mulyani, sejalan dengan revisi proyeksi 2020 untuk pertumbuhan dunia oleh Dana Moneter Internasional (IMF) di mana pertumbuhan diperkirakan terkontraksi 5,2% pada Juni 2020 menjadi terkontraksi 4,4% pada Oktober 2020. “Sedikit lebih baik dibanding perkiraan Juni lalu,” kata Sri Mulyani.

Revisi tersebut, kata Sri Mulyani, terutama ditopang pemulihan aktivitas ekonomi di triwulan III di negara-negara maju dan Tiongkok yang lebih baik dibanding perkiraan IMF semula. Juga karena mobilitas global yang kembali meningkat sesudah mulai dilaksanakannya pelonggaran pembatasan sosial.