Awal Tahun, Bitcoin Disetir Konflik AS-Iran, Bagaimana ke Depan?

0
79
Reporter: Petrus Dabu

Hubungan Amerika Serikat dan Iran yang memanas di awal tahun 2020 ini membuat harga Bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lainnya naik. Ini menunjukkan asset digital ini sudah dianggap sebagai safe haven atau instrumen untuk mengamankan aset keuangan saat ancaman krisis baik krisis ekonomi maupun politik terjadi.

Di bulan pertama tahun 2020 ini, setidaknya BTC sudah beberapa kali mengalami lonjakan harga yang drastis. Pertama, pada Jumat (3/1), BTC naik 5,4%. Padahal, sebelumnya harga BTC cenderung bergerak sideways. Harga BTC kemudian naik setelah kondisi geopolitik di Timur Tengah kembali memanas pasca tewasnya pemimpin pasukan Quds sayap eksternal Garda Revolusi Iran, Jenderal Qasem Soleimani. Jenderal 62 tahun itu tewas setelah konvoi mobil yang ditumpanginnya dihantam rudal Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

BTC kembali naik 5,4% pada Senin (6/1) dan Selasa (7/1) sebesar 5,11%. Saat itu, kekhawatiran meletusnya perang di kawasan Teluk kian meningkat setelah Presiden AS, Donald Trump mengancam untuk menyerang Iran bila negara kaya minyak itu melakukan balas dendam. Tensi kian memanas karena pada Selasa (7/1) malam hingga Rabu (8/1) pagi, Iran menyerang pangkalan militer AS di Irak. Kemudian pada Rabu (8/1) pagi itu, pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 yang lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran jatuh karena tertembak dan menewaskan 176 penumpang dan awak pesawat.

Baca Juga :   Perusahaan Jual Beli Kripto, Rekeningku.com Tambah Aset Baru

Sejak Selasa (7/1), harga BTC pun kembali menyentuh level US$ 8.000 setelah turun sejak 21 November 2019 lalu. Bagaimana prospek ke depan? Tampaknya, kondisi geopolitik di Timur Tengah masih akan menjadi sentimen yang mempengaruhi harga BTC dan cryptocurrecy lainnya dalam beberapa waktu ke depan.

Pada Kamis (9/1) lalu misalnya, meski masih berada di atas level US$ 8.000, harga BTC sempat tertekan, turun 2,7% karena tensi konflik AS-Iran mereda. Presiden AS, Donald Trump memilih menambah sanksi ekonomi ke Iran, alih-alih melakukan perang. Kemudian kembali naik pada Jumat (10/1) karena Iran mengakui bahwa mereka yang  menembak jatuh pesawat Ukraina. Meski angkatan bersenjata negara itu mengaku tidak sengaja menembak pesawat tersebut.

Bagaimana kondisi teknikal BTC? Indikator Moving Average (MA) menunjukkan harga saat ini bergerak di atas MA-9 atau rata-rata harga selama sembilan hari ke belakang. Ini mengindikasikan harga BTC masih dalam tren bullish.

Pergerakan teknikal harga BTC (sumber: investing.com)

Berdasarkan kondisi harga pada Sabtu malam pukul 20.00 WIB, diperkirakan harga BTC beberapa hari ke depan akan bergerak pada kisaran support (S3) US$ 7.738 hingga resistance (R3) US$ 8.413. Dalam rentang yang lebih pendek, diperkirakan harga akan bergerak pada kisaran support (S1) US$ 7.963 dan resistance (R1) US$ 8.102. Saat artikel ini ditulis, harga BTC bertengger di US$ 8.060.

Leave a reply

Iconomics