BI7DRR Sudah Turun 175 Basis Point, Tetapi Penurunan Suku Bunga Kredit Masih Terbatas

0
530
Reporter: Petrus Dabu

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 17-18 Juni lalu memutuskan untuk kembali menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,25%. Bila dihitung dari level tertinggi terakhirnya yaitu 6% pada Juni 2019 lalu, BI7DRR ini sudah turun sebesar 175 basis point.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan ada tiga pertimbangan BI menurunkan suku bunga acuan. Pertama, tekanan inflasi yang relatif rendah yang terjadi karena melemahnya permintaan (demand) dan penawaran (supply) selama pandemi Covid-19.

Pertimbangan kedua adalah nilai tukar rupiah saat ini sudah kembali stabil setelah sempat melemah cukup dalam pada Maret lalu. Kemudian imbal hasil aset investasi di Indonesia dibandingkan di negara lain juga masih relatif lebih menarik.

Alasan ketiga adalah suku bunga acuan diturunkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sedang lesu.

“Dengan itu tentunya kita berharap cost of fund turun,” ujarnya dalam diskusi yang digelar media Katadata pada Kamis malam, (25/6).

Cuma, Destry menambahkan masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan yaitu memastikan transmisi penurunan suku bunga acuan ini menjalar ke sektor riil.

Baca Juga :   Bank Indonesia: Global Bond akan Naikkan Cadangan Devisa Indonesia

“Karena pada kenyataannya juga kita melihat transmisi dari penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate itu sebenarnya sejauh ini sudah 175 basis point, tetapi kalau kita lihat memang penurunan suku bunga kredit masih relatif terbatas ya. Masih sekitar 60-70 basis poin. Jadi artinya memang ini membutuhkan suatu proses tidak hanya dari sektor moneternya yang digenjot tetapi memang kita berharap tentunya dari sektor riilnya,” ujarnya.

Tahun ini BI sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 0,9% hingga 1,9%, seiring dengan pelemahan ekonomi global.

“Mungkin di kuartal kedua ini kita negative perkiraan kita. Tetapi over all kita memperkirakan kuartal tiga, kuartal empat itu sudah mulai bisa positif sehingga di akhir tahun kita masih melihat angka positif,” ujarnya.

 

Leave a reply

Iconomics