BUMN Jajaki Kerja Sama Kereta Api dan Pembangkit Listrik dengan Bangladesh

0
108
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Menteri Kereta Api Bangladesh Nurul Islam Sujon mengajak Kementerian BUMN untuk melanjutkan kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Kerja sama kedua negara di bisnis kereta api telah mencapai US$ 181,6 juta sepanjang 2005 hingga saat ini.

Menanggapi ajakan ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kelanjutan kerja sama yang ditawarkan Nurul Islam Sujon yaitu mengikuti tender pengadaan gerbong kereta sebanyak 1.050. Detail nilai proyeknya, Erick belum mengetahui secara pasti. Tapi diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.

Adapun BUMN yang bisa terlibat dalam kerja sama ini adalah PT INKA (Persero), PT KAI (Persero) dan PT LEN (Persero). “Tentu ini bagian juga bagaimana kita mengembangkan industri kereta api kita, tidak hanya fokus di dalam negeri tapi juga bisa memasok ke negara lain seperti Bangladesh,” kata Erick di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (28/2).

Erick mengatakan, rencana kerja sama antara Kementerian BUMN dan Bangladesh tidak hanya terbatas dalam bisnis kereta api. Tetapi, akan ada kerja sama pembangunan di bidang pembangkit listrik yang akan dilakukan dua perusahaan BUMN.

Baca Juga :   PP Presisi Peroleh Kontrak Baru dari Kota Mojokerto

“Kita juga sedang evaluasi kerja sama pembangunan power plant di sana bersama PT Pertamina dan PT PLN,” kata Erick.

Di samping kerja sama bisnis, Erick juga menginginkan adanya kerja sama dalam hal pelatihan atau alih kemampuan kepada para pekerja di Bangladesh.

Sementara itu, Menteri Kereta Api Bangladesh Nurul Islam Sujon mengatakan, Indonesia merupakan yang menjadi teman baik Bangladesh. Karena itu, dari sisi bisnis, pemerintahan negaranya melihat peluang kerja sama antara kedua negara di berbagai sektor di luar kereta api cukup potensial.

“Dan hari ini, saya menanyakan kepada rekan saya (Menteri BUMN) terkait membangun man power, dan capacity building dari para pekerja kami untuk dapat membangun hubungan kami kedepannya,” kata Nurul.

Leave a reply

Iconomics