Laba Bank Mandiri Tertinggi di Asia Tenggara pada 2019

0
101
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepanjang 2019 berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih senilai Rp 27,5 triliun atau mengalami peningkatan 9,9% dibanding 2018. Laba bersih ini didorong dengan penyaluran kredit yang meningkat 10,7% menjadi Rp 907 triliun di 2019.

“Laba Bank Mandiri tertinggi di antara bank besar di Asia Tenggara. Di 2018 kami membukukan laba Rp 25,02 triliun. Juga penyaluran kredit yang mencapai Rp 820 triliun di 2018. Tahun 2019 meningkat masing-masing 9,9% dan 10,7%,” kata Direktur Utama Mandiri Royke Tumilaar di acara “Mandiri Investment Forum 2020” di Hotel Fairmont, Jakarta beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan ini, kata Royke, juga didukung kinerja yang terjaga. Itu tampak pada rasio kecukupan modal (CAR) yang terjaga di tingkat 23%, sementara rasio kredit macet (NPL) di kisaran 2,77%. Sedangkan, pendapatan bunga bersih (NIM) Bank Mandiri juga terjaga di level 5,26%.

Menurut Royke, kondisi perekonomian global seperti ketidakstabilan ekonomi global yang disebabkan perkembangan wabah virus corona, perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) serta konflik di Timur Tengah tentu saja akan berdampak kepada perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Juga :   Garuda Indonesia Selesaikan Proses Pencairan Dana Hasil Penerbitkan OWK Rp1 Triliun

Kendati demikian, kata Royke, Indonesia masih mampu menjaga pertumbuhan ekonominya pada level yang stabil yakni di atas 5,0%. Dan itu akan  terus bertumbuh lagi dengan adanya rencana pembuatan undang undang sapu jagat atau Omnibus Law sehingga iklim investasi di dalam negeri akan semakin baik terutama dalam hal menarik investasi asing.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat meski global mengalami slow down,” kata Royke.

Berkaitan dengan nilai tukar rupiah, menurut Royke, juga dalam posisi relatif stabil. Itu karena neraca pembayaran dan defisit neraca berjalan yang terjaga. Sementara likuiditas sistem keuangan disebut mengalami peningkatan yang didukung pasar uang serta kebijakan yang akomodatif.

“Likuiditas penting untuk banking sistem. Indonesia banking industri akan berjalan baik dengan CAR, likuiditas dan policy yang baik,” kata Royke.

Leave a reply

Iconomics