BCA dan Anak Usaha Cetak Laba Bersih Rp 41,1 T pada Kuartal III/2024

0
84
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencetak kinerja keuangan positif pada Kuartal III/2024. Buktinya BCA dan entitas anak berhasil membukukan laba bersih Rp 41,1 triliun pada periode Kuartal III/2024 karena ekspansi pembiayaan berkualitas dan peningkatan volume transaksi, serta pendanaan.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, BCA dan anak usaha turut membukukan peningkatan total kredit sebesar 14,5% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 877 triliun per September 2024. Penyaluran pembiayaan ditopang kredit korporasi yang mengalami kenaikan 15,9% yoy mencapai Rp 395,9 triliun.

Sementara kredit komersial, kata Jahja, naik 11,8% yoy menjadi Rp 135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2% yoy hingga Rp 120,1 triliun. Total portofolio kredit konsumen naik 13,1% secara yoy menjadi Rp 216,5 triliun.

Hal tersebut, kata Jahja, didorong dari kredit pemilikan rumah (KPR) yang naik 10,7% secara yoy menjadi Rp 130,4 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar 17,9% yoy menjadi Rp 64,1 triliun. Kemudian, outstanding pinjaman konsumen lainnya, dalam hal ini mayoritas kartu kredit naik 15% yoy mencapai Rp 21,9 triliun.

Baca Juga :   BCA Pastikan Data Nasabahnya Aman, Respons Informasi Peretasan

“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun,” kata Jahja dalam keterangan resminya secara daring, Rabu (23/10).

Sementara itu, lanjut Jahja,  pendistribusian kredit ke sektor-sektor berkelanjutan pun mengalami pertumbuhan sebesar 10,7% yoy atau menyentuh Rp 214 triliun. Pertumbuhan itu berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan.

Kemudian, kata Jahja, rasio loan at risk (LAR) tercatat membaik sebesar 6,1% dari posisi tahun sebelumnya yang berada di angka 7,9%. Untuk rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat 2,1%. Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9% dan 73,5%.

Di sisi pendanaan, kata Jahja, total dana pihak ketiga (DPK) naik 3,4% yoy menjadi Rp 1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 5,2% mencapai Rp 915 triliun.

Baca Juga :   Izin Usaha Online: Tak Berbiaya dan Cegah Diskriminasi

Jahja menuturkan, terjaga pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21% mencapai 26 miliar pada Kuartal III/2024. Frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24% yoy. Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.

“Optimalisasi myBCA terus berjalan secara konsisten melalui perluasan kerja sama serta penambahan berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah,” kata Jahja.

Pada kinerja pendapatan bunga bersih (NII), kata Jahja, pihaknya mencatat pertumbuhan sebesar 9,5% yoy mencapai Rp 61,1 triliun pada 9 bulan pertama tahun 2024. Di sisi lain, pendapatan selain bunga naik 13,5% yoy menjadi Rp 19 triliun. Pendapatan itu ditopang dari kenaikan fee dan komisi sebesar 7,0% secara yoy. Total pendapatan operasional mencapai Rp 80,1 triliun, naik 10,4% yoy.

Leave a reply

Iconomics