ExxonMobil dan Pemerintah Indonesia Garap CCS dan Industri Petrokimia

0
18

Pemerintah mendorong pengembangan sektor petrokimia dan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) di Indonesia. Pemerintah melakukan penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding) yang diwakili oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil).

“Ini adalah signing daripada MOU, dimana MOU ini salah satu proyeknya adalah Carbon Capture and Storage, dan juga terkait dengan industri di petrochemicals. Plastic dan synthetic fiber, ya seperti itu, terutama plastik,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya.

Nota Kesepahaman ini sebagai komitmen bersama untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, serta dinilai akan dapat membuka peluang besar bagi pengembangan sektor petrokimia di Indonesia.

MoU ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi potensi investasi ExxonMobil dalam pembangunan kompleks petrokimia kelas dunia di Indonesia, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai US$10 miliar.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa proyek tersebut turut mendukung kebijakan hilirisasi dari Presiden Prabowo Subianto, membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan selama masa konstruksi, serta menjadi wujud komitmen pembangunan berkelanjutan karena pembangunan CCS tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 hingga sebesar 90%. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Ekonomi Digital Sebagai Buffer dan Akselerator Pertumbuhan Ekonomi

Selain berbagai dampak tersebut, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi aspek penting yang menjadi prioritas.

Untuk itu, ExxonMobil berkomitmen untuk melatih tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis lokal melalui berbagai kemitraan strategis.

MoU tersebut diharap dapat menjadi fondasi untuk membangun kerangka kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama yang bertugas mengoordinasikan langkah-langkah strategis untuk merealisasikan proyek tersebut. Kerja sama ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.

“ExxonMobil telah berada di sini selama bertahun-tahun, jadi saya pikir Indonesia bukan sebuah kawasan yang tidak dikenali oleh mereka. Mereka memiliki pengalaman dan operasi yang berhasil di bidang minyak dan gas. Saya ingin mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat, dan semoga proyek ini bisa dikembangkan dengan cepat,” pungkas Menko Airlangga.

Leave a reply

Iconomics