Holding Perkebunan Nusantara: Minat Investor Naik ke KIT Batang, Konsorsium Buka Aspirasi Investor
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melihat bertambahnya minat investor global yang merelokasi investasinya ke Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah. Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani mengutip informasi dari Kepala BKPM bahwa, ada tambahan 17 perusahaan yang sudah menyatakan minatnya merelokasi pabrik ke Indonesia. Potensi investasi dari 17 perusahaan tersebut diperkirakan mencapai nilai US$37 miliar.
“Proses relokasinya sudah mencapai 60%-70%. Mudah-mudahan informasi ini bisa terealisasi untuk segera investasi di KIT Batang,” kata Ghani dalam siaran pers tertulis.
Ia menambahkan salah satu perusahaan yang berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia salah satunya adalah LG Chemical. Potensi investasi perusahaan ini mencapai US$9,8 miliar dan berpotensi menyerap tenaga kerja sekitar 14.000 orang.
Saat ini konsorsium pengelola sedang mendata kebutuhan investor, terkait kebutuhan lahan, debit air, listrik, dan gas, paralel dengan perencanaan master plan yang segera difinalisasi. Para investor dipersilakan untuk memberikan informasi kebutuhan teknis dan spesifikasinya agar dapat mengakomodir apa yang diinginkan oleh investor, sehingga lebih bisa mengakselerasi pekerjaan perencanaan dan konstruksi di site. Apalagi diharapkan awal tahun 2021 lokasi sudah ready to build.
Konsorsium untuk mempercepat realisasi pembangunan KIT Batang dengan total area seluas 4.368 hektar ini melibatkan Holding PTPN melalui anak perusahaan PTPN IX bersama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), PT Pembangunan Perumahan (PP) dan Perusahaan Daerah Aneka Usaha Kabupaten Batang.
Sejak awal KIT Batang dipersiapkan, sudah ada 7 perusahaan yang siap merelokasi pabriknya ke Indonesia, Perusahaan tersebut meliputi PT Meiloon Technology (Taiwan), PT Sagami Indonesia (Jepang), PT CDS Asia (Amerika Serikat), PT Kenda Rubber Indonesia (Taiwan), PT Denso Indonesia (Jepang), PT Panasonic Manufacturing Indonesia (Jepang), dan PT LG Electronics Indonesia (Korea Selatan). Total nilai investasi yang diterima 7 perusahaan tersebut sebesar US$850 juta atau sekitar Rp11,9 triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 30 ribu orang.