Jangan Menaruh Telor pada Satu Keranjang, Media Harus Gunakan Multi Channel dan Platform
Saat ini banyak orang beranggapan bahwa masa depan media itu hanya berada di digital karena digital saat ini tengah marak digunakan, sehingga seakan media cetak akan tergantikan sepenuhnya pada digital.
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto mengungkapkan bahwa media harus menggunakan berbagai saluran, tidak hanya single channel atau single platform.
“Saya katakan bukan karena orang cetak tapi karena saya kebetulan belajar banyak hal sehingga di dalam dunia media ini mencoba memahami ternyata tidak bisa namanya single platform, tidak bisa yang namanya single channel, single media gak bisa. Semuanya harus dijawab dengan multimedia, multiplatform, multichannel, multistrategi dan multmitra,” jelas Tri dalam webinar Corporate Communication Talks yang digelar The Iconomics pada Rabu (21/12/2022).
Memang dari segi jumlah, media online mampu mengalahkan media cetak. Namun tetap harus diingat kalau saat ini media online juga banyak yang mati dan tumbuh.
Tri Agung Kristanto menceritakan bahwa CEO New York Times pernah mengatakan kalau sampai hari ini media cetak masih berkontribusi meskipun terus turun namun tetap memberikan kontribusi 40% dari penghasilan New York Times Group.
Disrupsi digital teknologi informasi ini melahirkan dua sisi sekaligus, banyak media cetak yang mati dan banyak juga media cetak yang tetap bertumbuh dan berkembang.
Dalam pengembangan digitalnya, saat ini media telah membuat berbagai strategi komunikasi. Salah satu contohnya ialah membuat portal berbayar, dan media juga tidak selalu berbicara tentang kecepatan penayangan sebuah berita, namun bagaimana riset kedalaman sebuah berita.
Saat ini media tidak hanya berbicara tentang produk saja, media juga mengembangkan media sosialnya.