
Kinerja Keuangan Kimia Farma: Rugi Secara Konsolidasi Rp 1,82 T di 2023

Ilustrasi/Investor Daily
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menemukan adanya dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan PT Kimia Farma Apotek (KFA) pada tahun 2021-2022. Karena itu, Kimia Farma pun sedang menelusurinya lewat audit investigasi secara independen terhadap anak usahanya itu.
Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan, dugaan pelanggaran tersebut mengakibatkan kerugian bagi perusahaan secara konsolidasi sebesar Rp 1,82 triliun pada periode 2023. Audit investigasi itu juga bagian dari upaya bersih-bersih BUMN yang sedang dilakukan Kementerian BUMN.
David mengungkapkan, Kimia Farma Group sebagai perusahaan yang bergerak di bidang healthcare akan melaksanakan reorientasi bisnis pada seluruh anak usaha. Reorientasi bisnis yang dijalankan meliputi penataan fasilitas produksi, penataan portofolio produk, optimalisasi channel penjualan, cost leadership, dan transformasi sumber daya manusia.
“Seiring dengan Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) yang merupakan holding BUMN farmasi, KAEF berjalan bersama pemegang saham untuk menjalankan bersih-bersih di KFA,” kata David dalam keterangan resminya beberapa waktu yang lalu.
Dari sisi kinerja, kata David, pihaknya mencatat adanya peningkatan beban usaha sebesar 35,53% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4,66 triliun dibandingkan dengan periode 2022 sebesar Rp 3,44 triliun. Kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada PT KFA di mana kondisi tersebut tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
David melanjutkan, beban keuangan turut mengalami kenaikan sebesar 18,49% secara yoy menjadi Rp 622,82 miliar. Kenaikan beban keuangan terjadi seiring dengan kebutuhan modal kerja perusahaan dan adanya kenaikan suku bunga.
“Ke depannya, perseroan akan menjalankan restrukturisasi keuangan guna meringankan beban keuangan,” ujar David.
Meski demikian, kata David, pihaknya berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sebesar Rp 9,96 triliun atau naik 7,93% dari 2022 yang sebesar Rp 9,23 triliun. Pertumbuhan penjualan tetap positif meski menghadapi kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan pada 2023.
“Kimia Farma berhasil menjaga pertumbuhan penjualan di tahun 2023. Hal ini menunjukkan Kimia Farma memiliki fundamental bisnis yang kuat dan memiliki potensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ke depannya,” tambah David.
Dalam kesempatan itu, David memohon maaf atas keterlambatan penyajian laporan keuangan tahunan (LKT) 2023. Adapun dokumen tersebut berisi mengenai laporan keuangan konsolidasi seluruh anak perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik (KAP).
“Kimia Farma dan seluruh anak usahanya diaudit oleh KAP secara independen. Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pemegang saham dan stakeholder atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan audited tahun 2023,” katanya.
Leave a reply
