Pabrik Lenzing Group di Indonesia Dinilai Mampu Tingkatkan Produksi Viscose di Asia Pasifik

0
360
Reporter: Rommy Yudhistira

Lenzing Group melalui anak usahanya PT South Pacific Viscose (SPV) mengenalkan produk baru serat viscose dengan merek tekstil Lenzing EcoVero dan non-woven veocel. Konversi pabrik Lenzing di Indonesia dinilai mampu meningkatkan jumlah produksi viscose bertanggung jawab di Asia Pasifik, dengan tingkat kapasitas nameplate sebesar 303.000 ton per tahunnya.

Presiden Direktur SPV Sri Aditia mengatakan, serat viscose yang diproduksi sudah memiliki sertifikasi EU Ecolabel dan dibuat di pabrik Lenzing, Purwakarta, Jawa Barat. Upaya tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan di kalangan konsumen yang menginginkan produk tekstil dan non-woven lebih ramah lingkungan.

“Kami ingin dapat berkontribusi pada industri tekstil yang lebih bersih dan hijau sambil memenuhi tuntutan konsumen yang peduli akan lingkungan,” kata Adit saat meresmikan pabrik Lenzing EcoVero di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (21/9).

Pengenalan produk baru tersebut, kata Adit, pihaknya siap menerima pesanan serat Lenzing EcoVero baik untuk ekspor maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Kami sangat antusias dengan perjalanan transformasi menuju fasilitas produksi yang lebih berkelanjutan,” ujar Adit.

Baca Juga :   Pakar Pemasaran: Perusahaan atau Brand Inovatif Akan Bertahan Lewati Covid-19

Sementara itu, Chief Executive Officer Lenzing Group Stephan Sielaff mengatakan, pihaknya terus bekerja keras untuk mendorong transformasi pabrik Lenzing yang berkelanjutan dan mengubah model bisnis tekstil linear menjadi sirkular. Di samping itu, Lenzing Group secara spesifik melihat potensi pertumbuhan yang tinggi di kawasan Asia.

Investasi yang dilakukan Lenzing di Indonesia dan beberapa negara lainnya, kata Stephan, menjadikan posisi perusahaan asal Austria itu sebagai produsen yang mampu memenuhi permintaan serat khusus yang lebih ramah lingkungan. “Oleh karena itu, saya sangat bangga atas sertifikasi EU Ecolabel yang kami dapatkan, ini menjadi pembuktian atas performa keberlanjutan kami,” ujar Stephan.

Senada dengan Stephan, Executive Vice President Global Textiles Business Lenzing AG Florian Heubrandner mengatakan, kawasan Asia Pasifik merepresentasikan banyak potensi untuk menumbuhkan bisnis Lenzing. Kawasan Asia Pasifik telah menjadi pusat untuk seluruh komponen rantai pasok, mulai dari pemintal, penenun, perajut, hingga pembuat garmen, dan kantor pengadaan.

“Peningkatan produksi viscose yang bertanggung jawab (terhadap lingkungan) di pabrik Purwakarta tidak hanya memungkinkan kami untuk bekerja lebih dekat dengan pelanggan kami, namun juga memungkinkan kami untuk memperkenalkan Lenzing EcoVero ke prospek baru di wilayah ini (Asia Pasifik) yang ingin berganti dari viscose generik ke viscose bertanggung jawab,” ujar Florian.

Baca Juga :   Sany Group Kucurkan Modal US$ 150 Juta untuk Bangun Pabrik Tahap 2 di Karawang, Jabar

Masih dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan, pemerintah mengapresiasi atas upaya yang dilakukan PT SPV. Investasi senilai US$ 100 juta yang dikucurkan Lenzing Group untuk produk rayon viscose yang lebih ramah lingkungan, dapat menjadi kebanggaan bersama.

“Sebagai yang pertama di Asia Tenggara untuk sertifikasi EU Ecolabel karena berasal dari kayu dan pulp, dan memenuhi standar lingkungan yang tinggi. Dengan 50% lebih rendah emisi CO2, dan water impact di sepanjang siklus produksinya. Dari pengambilan bahan baku, produksi dan distribusi hingga pembuangan,” tutur Taufiek.

Leave a reply

Iconomics