Perkembangan Industri Jasa Keuangan pada Maret dan April

0
904

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati indikator perbaikan data perekonomian global dan domestik. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi yang didukung oleh pelaksanaan vaksinasi dan stimulus yang dikeluarkan OJK, Pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Perekonomian global dan domestik mulai menunjukkan perbaikan dengan berbagai indikator seperti aktivitas industri manufaktur, perekonomian rumah tangga dan penjualan retail yang semakin ekspansif.

Stimulus pajak pertambahan nilai barang mewah (PPNBM), aset tertimbang menurut risiko (ATMR) dan Loan To Value (LTV) untuk kendaraan bermotor dan properti yang dikeluarkan Pemerintah, OJK dan BI berhasil mendongkrak laju penjualan mobil pada Maret menjadi 84,9 ribu atau tumbuh 73% (mtm). Kenaikan juga terlihat pada pertumbuhan KPR, premi asuransi kendaraan bermotor dan properti.

OJK juga mencatat laju suku bunga kredit terus menurun sehingga diharapkan bisa meningkatkan permintaan kredit dari sektor usaha. Suku bunga kredit sektor konsumsi turun dari 10,95% (Desember 2020) menjadi 10,90% pada Maret 2021. Pada posisi yang sama kredit modal kerja turun dari 9,27% menjadi 9,12%. Adapun kredit investasi turun dari 8,83% menjadi 8,73%.

Baca Juga :   Bank Muamalat dan Prudential Indonesia Perdalam Kerjasama

Sejalan dengan perkembangan positif tersebut pasar keuangan global termasuk Indonesia mengalami penguatan di bulan April 2021. Hingga 23 April 2021,indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 0,5% (mtd) ke level 6016,86. Pasar SBN juga terpantau menguat dengan rerata yield SBN turun sebesar 20,2 bps di seluruh tenor.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics