Potensi Ekspor Kopi Organik Bagus, LPEI Targetkan 100 Desa Devisa di 2022

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Dirut LPEI Rijani Tirtoso (kanan)/Dok. LPEI
Catatan Indonesia Eximbank Institute menyebut permintaan kopi dunia di tahun 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas. Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang saja mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi. Padahal, pasar tradisional kopi seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar.
Para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik sangat cerah pasarnya. Oleh karena itu, selain di Subang, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi.
Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis Java Ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada tahun 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut.
Adapun program Desa Devisa khusus kopi, yang dimulai di Kabupaten Subang sejak Juli 2021 lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi. “Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini.