PP Infrastruktur Teken Akta Jual-Beli Saham dengan Mitratel Senilai Rp 650 Miliar
PT PP Infrastruktur yang merupakan anak usaha PT PP (Persero) Tbk menandatangani akta jual beli saham dengan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel). Penandatanganan itu untuk melepas saham anak usaha PT PP Infrastruktur yang bergerak di bidang telekomunikasi yaitu PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT).
Direktur Strategi Korporasi dan HCM PT PP I Gede Upeksa Negara mengatakan, proses jual beli saham itu senilai Rp 650 miliar. Aksi korporasi tersbebut merupakan langkah strategis yang dilakukan kedua perusahaan.
Dengan kesepakatan itu, kata Gede, PT PP telah merealisasikan salah satu strategi portofolio dalam rangka mendukung pengembangan bisnis lainnya. Keberhasilan PT PP Infrastruktur terbukti lewat aksi jual beli saham dengan Mitratel melalui proses beauty contest.
Gede mengatakan, proses pelepasan saham UMT dilakukan secara bisnis komersial, yang diawali dengan penunjukan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebagai financial advisor, dan terbuka untuk umum. Dari beberapa perusahaan yang berminat, terpilih 1 BUMN, 2 perusahaan swasta nasional, dan 1 perusahaan asing yang mengikuti beauty contest.
Penandatanganan itu, kata Gede, menjadi bagian dari komitmen PT PP dan PP Infra untuk mendukung perkembangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Kerja sama itu turut mencerminkan sinergi positif antara PP, PP Infrastruktur, dan Mitratel untuk menghadirkan nilai tambah bagi pemangku kepentingan masing-masing.
“PT PP memandang transaksi ini sebagai wujud nyata keseriusan perusahaan dalam mendukung perkembangan industri infrastruktur telekomunikasi. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan upaya kami dalam memperkuat portofolio perusahaan untuk mendukung core business kami secara lebih terintegrasi,” kata Gede dalam keterangan resminya pada Rabu (4/12).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menambahkan, akuisisi yang dilakukan perusahaan memiliki nilai strategis untuk memperkuat ekosistem bisnis, dan mempertahankan penguasaan pangsa pasar.
“Konsistensi kami dalam mengkonsolidasikan bisnis menara, fiber optik dan jasa penunjang lainnya akan membawa Mitratel sebagai Digital Infraco terbesar di Asia Pasifik,” kata Theodorus.