Rayakan Hari Batik Nasional, Jakarta Fashion Hub Gelar Fashion Show Virtual “Batik Reimagined” dan Live Shopping

13 desainer dan label fashion berkolaborasi menggunakan bahan dasar serat viscose rayon berkelanjutan yang diproduksi di Indonesia
0
1422

Rayakan hari batik nasional, ruang kolaboratif yang mempertemukan fesyen dan kreativitas, Jakarta Fashion Hub (JFH) berkolaborasi dengan 13 desainer dan label kenamaan asal Indonesia menyelenggarakan fashion show virtual bertema “Batik Reimagined”.

Sejak resmi dibuka Agustus lalu, inilah peragaan busana virtual yang pertama kali dilakukan di JFH melalui akun Instagram @JakartaFashionHub pada Senin, 22 Oktober pukul 19.00 WIB, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sejalan dengan arahan pemerintah di tengah pandemi Covid-19. Para viewer pun dapat membeli karya yang dipamerkan.

Bateeq x APR/ Dok. JFH

Ali Charisma, Sofie dan Restu Anggraini merupakan beberapa nama desainer yang berpartisipasi dalam menampilkan karyanya. Selain itu,peragaan busana juga diikuti oleh label fashion seperti Bateeq, Eureka, Holalulu by Neli Gunawan x Jejak Tangan, Phillip by Phillip Iswardono, Ha.Pe, Dissa, Eienno, GYDxZUBE by Agied Derta, Wastra batik by Olif Kinanthi, dan DaneV’s.

Wastra Batik by Olif Kinanthi x APR

Masing-masing penggiat mode menampilkan tiga rancangan terbaru mereka yang mengusung tema batik modern. Tema ‘Batik Reimagined’ sendiri diangkat karena setiap desainer bebas menuangkan kreasi mereka dalam mengaplikasikan motif batik; baik secara dominan, minimalis hingga menciptakan motif batik moderen.

Sofie x APR/Dok. JFH

Seluruh koleksi batik ready to wear yang ditampilkan menggunakan bahan utama viscose rayon, yang dikenal sebagai bahan baku pakaian ramah lingkungan dan berasal dari Indonesia.

Baca Juga :   Rilis Laporan Keberlanjutan Perdana, APR Catatkan Berbagai Pencapaian

“Hal ini sejalan dengan kampanye “Everything Indonesia” yang digaungkan Jakarta Fashion Hub dalam mendukung kreativitas desainer dan label fashion tanah air dalam menggunakan produksi bahan baku tesktil dari alam Indonesia, khususnya material viscose rayon yang dihasilkan oleh produsen serat terintegrasi, Asia Pacific Rayon (APR),” kata Head of Corporate Communications Asia Pacific Rayon, Djarot Handoko, Senin (26/10/2020).

Philip by Philip Iswardono x APR

Selain bersifat berkelanjutan dan dikenal ramah lingkungan, bahan viscose-rayon mampu menyerap pewarnaan secara optimal sehingga dapat menghasilkan kain batik yang kaya akan warna. Selain itu, bahan viscose-rayon juga memiliki tekstur yang lembut dan nyaman untuk dikenakan sehari-hari.

Eienno x APR/Dok. JFH

“Untuk koleksi kapsul kali ini saya memilih viscosekulit jeruk karena terlihat lebih mewah. Aksen motif batik saya sisipkan sebagai pemanis, seperti misalnya di sisi celana atau sebagai obi belt. Semuanya menggunakan bahan viscose. Saya harus akui kualitas viscose dari APR bagus, lembut, daya serapnya juga baik, dan teksturnya bisa disesuaikan dengan keinginan maupun kebutuhan brand,” ungkap desainer Restu Anggraini yang berpartisipasi dalam acara tersebut.

Baca Juga :   4 Brand Fashion Pamerkan Koleksinya Berbahan Viscose

Acara virtual fashion show ini dilengkapi dengan program Live Shopping yang digelar tepat setelah fashion show usai. Mengadaptasi pendekatan see now buy now, Jakarta Fashion Hub memberikan akses terdepan bagi para pencinta fashion untuk dapat segera membeli koleksi yang ditampilkan di acara virtual fashion show tersebut.

Hadirnya Jakarta Fashion Hub yang diinisiasi oleh Asia Pacific Rayon (APR) diharapkan dapat menciptakan lebih banyak fashionprenuer dan creativeprenuer baru yang dapat mendorong pengembangan industri fashion dan tekstil di dalam negeri.

Bertempat di Gedung Tanoto Foundation Jalan Teluk Betung No.33, JFH menyediakan beragam fasilitas yang bisa memanjakan penggiat mode untuk menciptakan ide dan kreasi fashion baru, mulai co-working space dan area workshop yang nyaman, studio foto, gallery dan mini-store, hingga akses untuk mendapatkan beragam kain bermacam motif berbahan viscose-rayon yang diproduksi APR.

Leave a reply

Iconomics