ULN Indonesia Kuartal I-2022 Lebih Rendah Dibanding Kuartal IV-2021
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I tahun 2022 menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal I tahun 2022 tercatat sebesar US$411,5 miliar. Nilai tersebut turun dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$415,7 miliar.
Dikutip dari Bank Indonesia, perkembangan ULN yang lebih rendah ini disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN kuartal I-2022 mengalami kontraksi sebesar 1,1% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 0,3% (yoy).
Informasi yang disampaikan BI menyebutkan tren penurunan ULN Pemerintah pada kuartal I tahun 2022 masih berlanjut. Posisi ULN Pemerintah pada kuartal I-2022 sebesar US$196,2 miliar, menurun dari posisi kuartal sebelumnya sebesar US$200,2 miliar.
Secara tahunan, pertumbuhan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 3,0% (yoy). Penurunan terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas, serta adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral.
Di samping itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi pada SBN domestik ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN domestik. Penarikan ULN pada kuartal I-2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Adapun posisi ULN swasta pada kuartal I-2022 tercatat sebesar US$206,4 miliar, turun dari US$206,5 miliar pada kuartal IV-2021. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,8% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,6% (yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman luar negeri dan surat utang yang jatuh tempo selama kuartal I-2022 sehingga ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) terkontraksi masing-masing sebesar 5,1% (yoy) dan 1,0% (yoy).
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,6% dari total ULN swasta. ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,0% terhadap total ULN swasta.
Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Pada kuartal I, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 33,7%, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 35,0%.