Harga Komoditas Anjlok, Ekspor Indonesia pada Juni 2023 Turun

0
305

Nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan pada Juni 2023 lalu seiring dengan penurunan yang terjadi pada harga komoditas unggulan Indonesia. Sementara itu, neraca perdagangan masih mempertahankan posisi surplus sejak Mei 2020.

“Harga beberapa komoditas unggulan mengalami penurunan baik secara bulanan maupun secara tahuanan. Misalnya untuk harga batu bara, turun 13,12 persen secara bulanan dan untuk harga minyak kelapa sawit turun 12,54 persen secara bulanan. Harga minyak mentah juga mengalami penurunan sebesar 1,16 persen secara bulanan,” papar Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto dalam konferensi pers, Senin (17/7).

Kinerja ekspor Indonesia pada Juni 2023 juga dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. BPS mencatat pada bulan Juni 2023 nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (JISDOR) menunjukkan tren pelemahan. Per 27 Juni 2023 nilai tukar Rupiah ditutup pada level Rp15.000 per 1 USD atau dengan rata-rata kurs sepanjang Juni 2023 sebesar Rp14.932 per 1 USD.

“Tentunya pelemahan tersebut mempengaruhi permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia pada Juni 2023,” ujar Mardiyanto.

Baca Juga :   Jadi Puncak Pandemi, Berapa Proyeksi Terkini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020?

Nilai ekspor Indonesia Juni 2023 mencapai US$20,61 miliar atau turun 5,08 persen dibanding ekspor Mei 2023. Dibanding Juni 2022 nilai ekspor turun sebesar 21,18 persen.

​Ekspor nonmigas Juni 2023 mencapai US$19,34 miliar, turun 5,17 persen dibanding Mei 2023, dan turun 21,33 persen jika dibanding ekspor nonmigas Juni 2022.

Penurunan ekspor non migas sebesar 5,17 persen pada Juni terjadi karena penurunan nilai ekspor pada beberapa komoditas, seperti bahan bakar mineral sebesar 11,54%, nikel dan turunannya turun 41,33 persen, logam mulia dan perhiasan atau permata turun 41,41 persen.

Sementara itu, eskpor migas Juni 2023 mencapai US$1,26 miliar, turun 3,64 persen dibanding Mei 2023. Penurunan terjadi karena penurunan ekspor gas sebesar 10,35 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2023 mencapai US$128,66 miliar atau turun 8,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$120,82 miliar atau turun 9,32 persen.

“Secara garis besar penurunan ekspor terjadi pada sektor migas dan non migas baik secara tahunan maupun bulanan seiring dengan penurunan harga komoditas ekspor unggulan kita,” tegas Mardiyanto.

Baca Juga :   Phapros Gandeng Perusahaan Asal Korea Selatan untuk Memperkuat Produk Anestasi

Di sisi lain, kinerja impor juga mengalami penurunan. Nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$17,15 miliar, turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 atau turun 18,35 persen dibandingkan Juni 2022.

Secara kumulatif nilai impor pada periode Januari-Juni 2023 mencapai US$108,73 miliar, turun sebesar 6,42 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Neraca perdagangan Indonesia Juni 2023 mengalami surplus US$3,45 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,41 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$0,96 miliar. Neraca perdagangan mengalami surplus secara beruntun selama 38 bulan sejak Mei 2020.

“Surplus di bulan Juni ini meningkat tajam dibandingkan dengan sebelumnya tetapi memang masih lebih rendah bila dibandingkan bulan yang sama tahun yang lalu,” ujar Mardiyanto.

Leave a reply

Iconomics