Menkeu Sri Mulyani Ungkap Tantangan 2023, Tak Hanya Inflasi dan Resesi Global

0
250
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Kementerian Keuangan kembali mengingatkan tantangan yang bakal dihadapi pada tahun 2023 ini. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa di tahun 2023, prediksi dari sejumlah lembaga global merupakan tahun yang harus diwaspadai. Bukan hanya mengenai inflasi dan kemungkinan resesi, tapi kemungkinan juga ada masalah dengan sustainability di berbagai negara.

Ia mengungkapkan prediksi terbaru dari International Monetary Fund (IMF) bahwa di tahun 2023 ini pertumbuhan ekonomi dunia hanya tumbuh 2,7%.

“IMF baru saja mengeluarkan prediksi biasanya memang awal Januari, kalau tahun 2021 pertumbuhan ekonomi dunia di 6%, tahun 2022 oleh IMF diprediksi hanya 3,2%,  2023 hanya 2,7%. IMF juga mengatakan sepertiga ekonomi dunia, 30% atau 40% dari perekonomian negara-negara diprediksi mengalami resesi,” kata Sri Mulyani dalam CEO Banking Forum Leardership Sharing pada 9 Januari 2023.

Terkait sustainability, Menkeu menyebut bahwa berdasarkan statistik lebih dari 63 negara di dunia kondisi utangnya mendekati atau sudah tidak sustainable.

Ia juga menjelaskan bahwa bank sentral India mengatakan bahwa negara-negara di Asia Selatan banyak yang menjadi pasien IMF.

Baca Juga :   Komisi XI DPR dan Kemenkeu Setujui PMN Tunai dan Non-Tunai ke Sejumlah BUMN, Apa Saja?

“Bank Central India, dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stres, Bangladesh, Srilanka, Pakistan, semuanya masuk ke dalam pasien IMF. Kita bicara tentang Egypt, dan negara-negara di Timur Tengah jelas yang impor bahan bakar dalam hal ini mereka mengalami situasi yang tidak mudah,” lanjutnya.

Sepakat dengan Menkeu, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Haryanto Budiman juga menjelaskan bahwa tahun 2023 dunia mengalami tantangan yang besar.

“Tantangan yang lumayan besar di tahun 2023 ini, kenaikan suku bunga acuan di AS diproyeksikan tetap akan berlanjut meskipun dengan besaran kenaikan yang lebih rendah beberapa ekonom memproyeksikan 3 kali kenaikan di tahun 2023 masing-masing sebesar 25 basis point, masalah geopolitik termasuk perang Rusia-Ukraina yang belum ada tanda-tanda akan mereda dalam waktu singkat,” kata Haryanto.

Leave a reply

Iconomics