METI Berharap Pemerintahan Prabowo Serius Kembangkan Energi Terbarukan

0
30

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia [METI] menaruh harapan yang besar pada pemerintahan Prabowo Subianto serius mengembangkan energi terbarukan untuk mencapai kedaulatan energi Indonesia.

“Harapan kami agar pemerintahan baru lebih mendorong dan mengedepankan energi baru dan terbarukan,” ujar Bima Putrajaya, Wakil Direktur Eksekutif METI dalam  acara ‘Indonesia Energy Forum 2024’ yang diselenggarkan Theiconomics.com, di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (10/9).

Dukungan pemerintah untuk pengembangan energi terbarukan, tambah Bima, antara lain dilakukan dengan pemberian insentif fiskal, pembangunan infrastruktur dan dukungan kebijakan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM] mencatat, hingga semeter I 2024, penambahan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Energi Baru dan Terbarukan (EBT) telah mencapai 217,73 Mega Watt (MW) atau sekitar 66,6% dari target tahunan sebesar 326,91 MW.

Peningkatan kapasitas ini didominasi oleh PLT hidro dan PLT surya. PLT hidro berhasil mencapai 66,4% dari target, sementara PLT surya bahkan melampaui target dengan capaian 147,02%. Kendati PLT panas bumi belum mencapai target, namun sektor energi terbarukan lainnya seperti bioenergi juga menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu 43,2% dari target.

Baca Juga :   IETD 2023: Urgensi Transisi Energi untuk Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia

Meski kapasitas terpasang meningkat, Kementerian ESDM juga melaporkan hingga semester I 2024, porsi EBT dalam bauran energi nasional baru mencapai 13,93%, masih jauh dari target 23%. Hingga akhir tahun ini, Kementerian ESDM menargetkan porsi EBT mencapai 19,5%.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, untuk mencapai target bauran EBT tersebut diperlukan komitmen investasi dan pembangunan infrastruktur.

“Investasi salah satu yang terpenting yang belum tercapai, lalu komitmen untuk menjalankan investasi tersebut, juga infrastruktur yang saat ini kita dorong. Saat ini kita ingin adanya capaian yang lebih jelas lagi,” ujar Eniya, Senin (9/9).

Realisasi investasi subsektor EBTKE hingga semester I 2024 adalah US$580 juta atau 46,8% dari target 2024 sebesar US$1,23 miliar. Eniya mengungkapkan masih dibutuhkan US$14,02 miliar untuk memenuhi kebutuhan 8.224,1 Megawatt (MW).

“Sampai tahun 2025 masih perlu 8.224,1 MW atau 8,2 Gigawatt (GW). Di mana ini investasi yang diperlukan adalah US$14 miliar. Terdiri dari berbagai macam jenis EBT, ada biomasa, biogas, sampah, geothermal, air, hidro, baterai, dan seterusnya. Nah, ini yang diperlukan,” ujar Eniya.

Baca Juga :   Kolaborasi Manchester City dengan JinkoSolar Kampanyekan Pemanfaatan Solar Energy

Bima mengatakan, Indonesia sangat membutuhkan energi terbarukan untuk mencapai ketahanan energi nasional yang tersedia melimpah di dalam negeri. Potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 3.687 GW. 

“Sumber energi untuk ketahanan energi nasional jangan tergantung dari luar negeri. Energi dalam negeri itu bisa surya, bisa hidro, angin dan  geotermal,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics