PLN Punya 4 Pilar Transformasi untuk Keadaan VUCA, Apa Saja?
PT PLN (Persero) memiliki 4 pilar transformasi untuk memperkuat brand perusahaan terutama di masa pandemi Covid-19. Pilar transformasi tersebut untuk menghadapi tantangan zaman karena pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan keadaan Volatile, Uncertain, Complexity and Ambiguity (VUCA).
“VUCA ini kemudian dipercepat keadaannya dengan adanya pandemi Covid-19. Akan tetapi PLN sudah sejak April 2020 bertransformasi. Transformasi PLN itu ada 4 pilar,” kata Manager Strategi Komunikasi PT PLN Grahita Muhammad di webinar The Iconomics, Selasa (29/3).
Pilar pertama, kata Grahita, PLN ingin menyajikan energi listrik hijau yang berkelanjutan. Salah satu upaya PLN untuk mewujudkannya dengan mentransformasikan pembangkit-pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.
“Kita banyak menyampaikan kepada publik, bahwa PLN sedang bertransformasi diri mengganti pembangkit-pembangkit yang lebih ramah lingkungan. Lalu, dalam berbagai macam event internasional kita juga menyampaikan bahwa Indonesia siap bertransformasi menuju ke energi yang lebih ramah lingkungan,” kata Grahita.
Sedangkan pilar kedua, kata Grahita, sebagai perusahaan yang sudah cukup lama, PLN memiliki semangat bergerak lebih lincah untuk mengikuti perkembangan zaman termasuk memanfaatkan teknologi digital. Semisal, dengan terobosan yang dilakukan PLN, pelanggan tidak perlu menunggu lama untuk mendapat tanggapan terkait kendala listrik yang mereka alami.
“Itu adalah terobosan di mana di dalamnya itu berupa lean (ramping) itu tadi, kita mempersingkat banyak birokrasi sehingga kita lebih lincah dalam melayani pelanggan,” ujar Grahita.
Pilar ketiga, kata Grahita, terkait customer focus di mana PLN lebih berorientasi kepada pelayanan terhadap pelanggan yang lebih optimal di era digitalisasi. Dengan berinovasi lewat aplikasi PLN Mobile, pelanggan dapat lebih mudah dalam menerima pelayanan.
Pilar yang terakhir, lanjut Grahita, PLN hadir untuk memberikan inovasi seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Harapannya ini bisa memberi semangat optimistis transformasi di Tanah Air.
“Karena kita ketahui bersama bahwa pertumbuhan ekonomi di suatu negara itu sangat bergantung kepada keandalan, ketersediaan infrastruktur kelistrikan sehingga ketika infrastruktur, keandalan, kemudian investasi dari sektor ketenagalistrikan ini macet, tidak berkembang maka niscaya tidak akan pernah bisa bangkit suatu perekonomian bangsa,” katanya.