Inilah Cara KAI Stimulus Pegawainya untuk Berinovasi dan Berkreasi

0
234

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyebut transformasi SDM menjadi salah satu kunci penting KAI. Oleh karena itu, sebelum melakukan transformasi dalam bisnis dan teknologi, KAI melakukan transformasi nilai-nilai perusahaan pada setiap individu SDM-nya terlebih dahulu.

“Transformasi KAI tidak terlepas dari pembaruan kualitas SDM secara menyeluruh. Sebelumnya, KAI telah berhasil bertransformasi, dan akar dari kemajuan pelayanan KAI terletak pada perubahan mindset SDM-nya. Oleh karena itu, KAI selalu mengembangkan SDM-nya dengan berbagai nilai, pengetahuan, dan pemahaman baik dalam hardskill maupun softskill sebagai bekal untuk memberikan pelayanan prima,” kata Vice Presdient of Public Relations KAI, Joni Martinus dalam keterangan resminya.

Kualitas kerja SDM pun harus selalu dijaga dan dipantau dengan memberikan ruang dan peluang kepada SDM KAI untuk berinovasi dan berkreasi. KAI, melalui Unit Quality Assurance dan Good Corporate Governance (GCG), telah menginisiasi berbagai program untuk mewujudkannya. Salah satu program andalannya adalah Innovation and Improvement Award (IIA).

IIA adalah sebuah program untuk memberikan penghargaan kepada pegawai atas inovasi dan/atau perbaikan yang telah dilakukan, dan yang telah terbukti memberikan kontribusi positif bagi perusahaan, seperti efisiensi biaya atau peningkatan pendapatan.

Baca Juga :   Waskita Kerjakan 30 Bendungan dan Bendung, 14 Sudah Rampung dan 9 Tahap Konstruksi

Hingga tahun 2023, KAI telah melaksanakan IIA yang ke-12 dari sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012. Sebanyak 847 karya sudah terdaftar selama pelaksanaan IIA.

“Jika dianalisis, peserta yang mengikuti ajang IIA ini rata-rata merupakan generasi milenial,” ungkap Joni.

Jenis karya yang dilombakan pada IIA terdiri dari teknis & teknologi, serta non teknis. Jenis karya teknis & teknologi adalah inovasi yang muncul sebagai respons terhadap kebutuhan yang konstan untuk mengurangi biaya, menyederhanakan proses kerja, baik dengan atau tanpa teknologi, dan untuk beradaptasi dengan tren dan kebutuhan baru.

Sementara itu, inovasi non-teknis muncul sebagai respons terhadap kebutuhan yang bersifat inkonsisten atau khusus untuk memberikan manfaat kepada pelanggan internal dan eksternal, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Terdapat tiga kategori karya inovasi yaitu karya individu, karya kelompok, dan karya proyek. Proses seleksinya sangat ketat, hanya mereka yang memenuhi kualifikasi yang dapat lolos. Penilaiannya pun dilakukan oleh dewan juri dari internal dan eksternal. Selain itu, KAI juga melakukan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) terhadap inovasi yang masih diimplementasikan secara bertahap.

Baca Juga :   Diminta Anggota Komisi XI Evaluasi Layanan Aduan Masyarakat, Ini Jawaban OJK

“Manajemen juga dapat menggunakan hasil dari IIA untuk merencanakan inovasi dan perbaikan lebih lanjut di masa depan. Jadi, inovasi yang dikirimkan melalui IIA tidak hanya mendapatkan pengakuan, tetapi juga menjadi bagian dari proses perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan di KAI,” kata Joni.

Leave a reply

Iconomics