PFI Mega Life Lanjutkan Program MSIB Batch 8, Pemagang dan Perusahaan Sama-sama Diuntungkan

0
149

PFI Mega Life akan melanjutkan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang akan memasuki batch 8. Kolaborasi antara PFI Mega Life dan Kemendikbud dalam program Kampus Merdeka Magang Merdeka telah memberikan peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan diri melalui pengalaman nyata di dunia profesional.

PFI Mega Life menerima 4.700 pendaftar pada MSIB batch 7, namun hanya 23 orang yang berhasil lolos seleksi dan diterima sebagai intern. Angka ini tidak hanya menunjukkan betapa tingginya minat dan antusiasme para mahasiswa untuk bergabung dengan perusahaan ini, namun juga mencerminkan betapa ketatnya proses seleksi yang harus dijalani.

Direktur Kepatuhan PFI Mega Life, Hani Kusumowardhani menjelaskan bahwa meskipun sering disebut sebagai generasi yang mudah ‘rapuh’ seperti stroberi yang dipencet sedikit langsung lembek, intern MSIB Batch 7 di PFI Mega Life justru membuktikan sebaliknya.

“Kalian jago teknologi, penuh ide kreatif, dan berani bersuara. Pesan saya, tetaplah setia dengan hal-hal yang bisa membuat kalian berkembang. Jaga network kalian, jangan gampang baper, dan ingat kalau peluang belum ada di kantor, kalian selalu bisa menciptakan peluang di luar sana. Masa depan itu milik mereka yang berani mencoba,” kata Hani dalam keterangannya.

Baca Juga :   Nilai Klaim Polis Terus Bertumbuh, AAJI Sebut Masyarakat Paham Produk Unitlink

Chief Human Resources PFI Mega Life, Dona Tamba juga menekankan pentingnya pengalaman dalam perjalanan karier profesional. Ia mengatakan learning points adalah bekal penting dalam perjalanan karier profesional. Menurutnya, pengalaman buruk menjadi bahan refleksi, sementara pengalaman baik menjadi dasar untuk berkembang lebih jauh.

Salah satu contoh nyata dari inovasi intern MSIB batch 7 adalah proyek Fachreza Riyanda dari System Solution Intern. Fachreza mengembangkan AbsenGo Super App, aplikasi absensi untuk IS (Insurance Specialist) yang memungkinkan absensi dengan lokasi akurat, foto live, serta waktu yang tidak bisa diubah. Fitur real-time monitoring memudahkan Head Office (HO) untuk melacak absensi para IS, membantu mereka disiplin dengan absensi yang hanya bisa dilakukan dalam jam kerja. Aplikasi ini berhasil menghemat anggaran hampir Rp150 juta dengan biaya hanya sekitar Rp10 juta.

Leave a reply

Iconomics