
Unilever: Bisnis Inklusif Akan Berdampak Baik untuk Kita Semua

Tangkapan layar YouTube, Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Nurdiana Darus/Iconomics
Iconomics - PT Unilever Indonesia Tbk berkomitmen untuk menjalan bisnis secara inklusif. Komitmen tersebut tidak hanya pada saat ini tetapi jauh sebelum wabah Covid-19 berlangsung.
Unilever, kata Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Nurdiana Darus, dalam menjalankan bisnisnya berpedoman dengan tujuan bisnis tujuan yang mulia. Berkaitan dengan itu ada 3 hal yang dijalan Unilever.
“Pertama, perusahaan dengan tujuan bisnis yang mulia akan bertahan; kedua, brand bisnis tujuan mulia akan bertumbuh; ketiga, individu-individu dengan tujuan mulia akan berkembang,” kata Nurdiana dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.
Karena itu, kata Nurdiana, bisnis inklusi bagi Unilever adalah mendorong dan memajukan hak asasi manusia (HAM) dalam semua operasional bisnis mereka mulai dari hulu hingga hilir. Dengan menerapkan bisnis inklusif, Unilever bisa memberikan dampak baik bagi masyarakat dan keberlangsungan bisnis mereka.
Hal Ini, kata Nurdiana, sejalan dengan sejumlah tujuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mencerminkan prinsip no one left behind. Unilever ingin membangun bisnis inklusif dengan menggali segala potensi yang dimiliki masyarakat sehingga mereka bisa tumbuh berkembang dan memberikan efek domino untuk masyarakat sekitarnya.
“Kami benar-benar percaya bisnis inklusif adalah bisnis yang bertanggung jawab, berkelanjutan dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih adil dan sejahtera,” kata Nurdiana.
Unilever, kata Nurdiana, ingin berkontribusi secara nyata pada kesejahteraan ekonomi melalui penciptaan kemakmuran masyarakat, inklusi keuangan, penyediaaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan dan peningkatan akses ke pasar yang tentunya degan program-program mereka bersama mitra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Menurut Nurdiana, ini akan menciptakan siklus pertumbuhan ekonomi yang baik dan mendorong dan didorong oleh bisnis mereka. Hingga saat ini program tersebut dan kemitraan bisnis inklusif itu telah membantu meningkatkan mata pencarian petani kecil serta mempromosikanpraktik-praktik pertanian yang berkelanjutan.
“Memberdayakan perempuan, memajukan HAM dan keadilan di tempat kerja serta meningkatkan kesehatan, kebersihan dan gizi para pemangku kepentingan di sekitar kami,” kata Nurdiana.