WSBP Terapkan Prinsip ESG di Setiap Aspek Operasional Perusahaan
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berkomitmen untuk menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) pada setiap aspek operasional perusahaan. Apalagi perusahaan memandang ESG sebagai kunci utama untuk berkontribusi bagi lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan.
Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto mengatakan, WSBP tidak hanya sekadar mengimplementasikan prinsip ESG, tapi juga fokus pada integrasi menyeluruh yang dilakukan dalam setiap aspek operasional perusahaan. “Hal ini kami lakukan agar setiap langkah yang kami ambil dapat memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi lingkungan juga perusahaan,” kata Fandy dalam acara diskusi daring beberapa waktu yang lalu.
Menurut Fandy, WSBP menerapkan hal itu dalam wujud produk-produk ramah lingkungan seperti spun pile, sprigwp, sloof, dan modular yang dirancang untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pada proyek konstruksi, WSBP memiliki bahan material berkelanjutan seperti mortar foam yang digunakan di proyek fly over Sekip Ujung Palembang dan fly ash yang digunakan di proyek dinding saluran irigasi Indramayu.
Kemudian, kata Fandy, WSBP melaksanakan berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang bertujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Beberapa kegiatan TJSL yang dijalankan perusahaan meliputi, SDGs 9 untuk pemerataan infrastruktur, SDGs 6 melalui program akses air bersih, SDGs 4 dengan program pendidikan belajar beton, SDGs 8 melalui program “Kita Kuat Indonesia Hebat”, dan SDGs 5 dengan program “WSBP Inspiring Kindness: Girls on Site”.
Kemudian, SDGs 13 melalui program terbaru WSBP yaitu program reforestasi “WSBP Inspiring Kindness: Piles of Sustainability” di mana 1 pohon trembesi akan ditanam untuk setiap pengiriman 10 produk spun pile sebagai wujud komitmen terhadap keseimbangan ekosistem. Dalam aspek social dan governance, WSBP menjalin hubungan harmonis dengan semua pemangku kepentingan melalui kebijakan pengelolaan human capital yang inklusif, menghormati, dan setara.
“WSBP mendukung kesejahteraan karyawan dengan membentuk serikat pekerja WSBP dan srikandi WSBP sebagai wujud penghormatan terhadap inklusi dan kesetaraan,” ujar Fandy.
Dari sisi tata kelola, kata Fandy, pihaknya menerapkan kebijakan anti-gratifikasi sesuai standar ISO 37001:2016, di mana setiap direksi dan dewan komisaris diwajibkan melaporkan harta kekayaan secara berkala. WSBP turut memenuhi kewajiban pembayaran kepada pemasok.
Pada 2022, kata Fandy, WSBP telah membayar senilai Rp 1,64 triliun, lalu Rp 1,60 triliun pada 2023, dan Rp 1,50 triliun pada Kuartal III/2024. Hal itu merupakan wujud dari komitmen perusahaan untuk menjaga kepercayaan pemasok dan kreditur.
Sedangkan pada integrasi governance dan environment, kata Fandy, WSBP menerapkan green office policy lewat penyusunan dan penandatanganan dokumen (e-office) secara elektronik, serta menyeluruh di kantor pusat hingga kantor produksi.
Setelah memanfaatkan e-office, kata Fandy, serta pelaporan aktivitas bisnis dan keuangan berbasis realtime, perusahaan mampu menghemat emisi hingga 4,4 ton karbondioksida per tahun. Juga aktif dalam menunjukkan transparansi melalui berbagai kanal digital.
Upaya itu, lanjut Fandy, dilakukan untuk memastikan keterbukaan informasi bagi pemangku kepentingan dan publik. Terlebih, 55 ribu atau lebih dari 60% pemegang saham WSBP adalah masyarakat.
“Komitmen WSBP pada prinsip ESG ini diharapkan dapat memperkuat kontribusi perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia serta mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” katanya.