Bank DKI Tambah Fasilitas Kredit ke Pembangunan Jaya Ancol

0
1133
Reporter: Petrus Dabu

PT Bank DKI menambah fasilitas kredit untuk PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk senilai Rp 300 miliar.

Sebelumnya, pengelola Taman Impian Jaya Ancol ini sudah mendapatkan fasilitas kredit sebesar Rp 300 miliar pada September 2019 lalu.

Dengan tambahan ini, total fasilitas kredit yang diberikan Bank DKI ke Pembangunan Jaya Ancol menjadi Rp 600 miliar.

“Kerja sama ini dapat menunjang operasional PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk,” ujar Direktur Utama Perseoran, Teuku Sahir Syahali dalam pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/5).

Mengutip laporan keuangan 31 Maret 2020, total liabilitas Pembangunan Jaya Ancol sekitar Rp 2 triliun dan ekuitas sebsar Rp 2,14 triliun. Dengan demikian, Debt to Equity Ratio (DER) masih di bawah 1 yaitu 0,97. Hal ini mencermikan operasional perusahaan selama ini masih didanai oleh ekuitas bukan utang. Tetapi dengan tambahan utang baru tentu akan berpengaruh pada DER perusahaan.

Kinerja Keuangan Terus Lesu

Dalam dua tahun terakhir kinerja keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk kurang begitu baik. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena Covid-19 saat ini membuat kinerja keuangannya makin turun.

Baca Juga :   Bank DKI Sabet Penghargaan Sebagai BUMD dengan Transformasi Digital yang Jempolan

Sepanjang kuartal pertama 2020, emiten dengan kode saham PJAA ini turun 17,93% menjadi Rp 218,83 miliar. Penurunan pendapatan ini terjadi karena menurunnya pendapatan dari beberapa segmen bisnis terutama dari penjualan tiket.

Penurunan pendapatan PJAA ini sebenarnya bukan baru terjadi pada kuartal pertama 2020 ini, sudah terjadi sejak kuartal pertama 2019 lalu. Tetapi, kondisinya memang bertambah buruk karena adanya penutupan kawasan wisata selama pandemi Covid-19.

Pada kuartal pertama 2020 pendapatan dari penjualan tiket sebesar Rp 150,42 miliar, turun 20,84% year on year. Tetapi penjualan dari hotel dan restoran tetap naik yaitu sebesar 10,82% year on year menjadi Rp 17,52 miliar.

Tak hanya pendapatan yang turun, PJAA juga mengalami rugi bersih sebesar Rp 10,37 miliar pada kuartal pertama 2020.

Seperti pendapatan, sebenarnya sejak tahun lalu PJAA sudah mengalami tren penurunan laba bersih. Pada kuartal pertama tahun lalu, PJAA memang masih memperoleh laba bersih sebesar Rp 10,12 miliar. Tetapi, laba bersih yang diperoleh ini turun drastis 73,63% dari Rp 41,28 miliar pada kuartal pertama 2018.

Baca Juga :   Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Kontribusi Bank DKI Sebagai Penyumbang Dividen Terbesar

Pada kuartal pertama 2019, pendapatan PJAA sebesar Rp 466,64 miliar, turun 4,64% year on year. Tahun lalu, pendapatan dari penjualan tiket juga sudah mengalami penurunan sebesar 6,88% menjadi Rp 190,01 miliar. Sedangkan pendapatan dari hotel dan restoran naik 3,77% menjadi 15,81 miliar.

Leave a reply

Iconomics