Laba DSNG Naik 19% di Semester I-2021, Produksi TBS Masih Melambat
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan laba pada semester I tahun 2021 sebesar Rp213 miliar. Laba tersebut naik sekitar 19% dibandingkan semester I tahun 2020. Faktor pendorong pertumbuhan positif tersebut karena kenaikan harga rata-rata CPO Perseroan dan membaiknya kinerja usaha produk kayu.
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan kenaikan harga CPO masih menjadi pendorong kinerja finansial Perseroan pada paruh pertama tahun ini. Harga penjualan rata-rata CPO DSNG selama 6 bulan pertama tahun ini mencapai Rp 8,4 juta per ton atau naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I 2021, DSNG mencatat laba operasi sebesar Rp547 miliar, naik 55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan margin laba operasi sebesar 17%, membaik dibandingkan margin laba operasi semester I tahun lalu sebesar 11%.
DSNG mencatat perolehan EBITDA pada semester I 2021 sebesar Rp809 miliar, naik 17% dibandingkan dengan EBITDA periode yang sama tahun sebelumnya, dengan margin EBITDA sebesar 26%, membaik dibandingkan margin EBITDA semester I tahun lalu sebesar 22%.
DSNG juga mencatat nilai penjualan sebesar Rp3,3 triliun atau naik 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari total penjualan tersebut, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi mayoritas, yakni sebesar Rp2,7 triliun atau sekitar 82%.
Nilai penjualan kelapa sawit tersebut masih mengalami kenaikan 2% bila dibandingkan semester I tahun lalu. Meski secara volume penjualan CPO DSNG pada semester ini turun 10% menjadi 279 ribu ton menyusul terjadinya penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS).
Begitu pula dengan produksi TBS yang mengalami penurunan. Produksi TBS DSNG pada semester I tahun ini tercatat sebesar 1 juta ton, turun 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Begitu juga total TBS yang diproses lebih rendah dibandingkan semester I tahun 2020. Total TBS yang diproses sebanyak 1,27 juta ton pada semester I tahun 2021, atau 1,9% lebih rendah dibandingkan semester I tahun 2020.
Manajemen DSNG pun memaparkan penyebab turunnya produksi TBS tersebut. Selama kuartal ke-4 tahun 2019 hingga kuartal pertama tahun 2020, wilayah Kalimantan Timur yang merupakan lokasi utama perkebunan DSNG, merupakan daerah yang paling terdampak dari El Nino sehingga imbas lanjutan dari El Nino tersebut masih mempengaruhi tingkat produksi TBS DSNG sepanjang tahun 2021.
Selain itu, munculnya La Nina sejak awal tahun 2021 yang mengakibatkan curah hujan yang berlebihan ikut menghambat evakuasi panen TBS, dan berdampak pada tingkat Oil Extraction Rate dan Free Fatty Acid (FFA) sehingga mempengaruhi produksi CPO DSNG selama paruh pertama tahun ini, yang turun sebesar 8% dibandingkan semester I tahun lalu, menjadi 288 ribu ton.
Dalam keterangan pers tertulis, Andrianto mengatakan segmen usaha produk kayu DSNG juga memberikan kontribusi yang positif pada tahun ini, baik dari panel maupun engineered flooring, seiring dengan mulai membaiknya perekonomian di negara tujuan ekspor, antara lain Amerika Serikat, Kanada dan Jepang, meskipun pandemi Covid-19 belum usai.
Penjualan dari segmen usaha produk kayu DSNG pada semester I tahun 2021 tercatat sebesar Rp589 miliar. Penjualan tersebut naik 20% dibandingkan semester I tahun 2020. Kenaikan itu didorong dari naiknya volume penjualan panel sebesar 9% menjadi 52.000 m3, dan volume penjualan engineered flooring sebesar 30% menjadi 524.200 m2 dibandingkan semester I tahun lalu.