Semen Baturaja Tetap Tumbuh di Tengah Kelesuan Pasar Semen
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) tetap tumbuh positif baik dari sisi operasional maupun kinerja keuangan di tengah kelesuhan permintaan semen di dalam negeri pada tahun ini.
Sepanjang semester pertama 2022, permintaan semen secara nasional mencapai 29,4 juta ton atau naik 1,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di wilayah Pulau Sumatera sendiri, permintan semen justru menuurn 1,6% yoy. Bahkan di wilayah Sumatera bagian selatan (Sumbangsel) yang merupakan pasar utama SMBR, permintaan semennya turun 2,3% yoy.
Di tengah penurunan demand tersebut SMBR mampu mencatatkan pertumbuhan volume penjualan hingga 5% yoy atau sebesar 890.136 ton. Tercatat penjualan semen SMBR dari segmen retail naik hingga 4,9% dan segmen project naik 1,9%. Secara komposisi penjualan semen SMBR masih didominasi oleh segmen retail seperti tahun lalu.
Daconi, Direktur Utama SMBR mengatakan hingga akhir tahun, Perseroan menargetkan penjulan semen mencapai 2,08 juta ton, lebih tinggi dari realisasi penjualan semen pada tahun lalu yang sebesar 1,94 juta ton.
“Jadi, memang secara year on year kita tumbuh di tengah menurunanya demand di pasar utama kami,” ujar Daconi dalam konferensi pers pada acara Public Expose Live, Selasa (13/9).
Sejalan dengan pertumbuhan volume penjualan, Daconi menyampaikan Perseroan menargetkan laba bersih pada tahun ini mencapai sekitar Rp101 miliar, tumbuh dua kali lipat dari laba bersih tahun 2021 lalu yang sebesar Rp51,8 miliar. “Ini menjadi target kami, syukur-syukur bisa lebih, itu harapan kita bersama,” ujarnya.
Pada semester pertama yang lalu, SMBR membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8% (yoy) menjadi Rp825,5 miliar hingga Juni 2022. Laba bersih tercatat sebesar Rp15,77 miliar, naik dari Rp2,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Untuk mencapai target pertumbuhan pada tahun 2022 ini, SMBR memiliki tiga inisiatif strategi utama. Pertama, cost leadership melalui program SMBRGO45. Ini merupakan program efisiensi yang dilakukan Perseroan mulai dari efisiensi biaya produksi, biaya penjualan, hingga biaya umum.
Strategi kedua adalah strengthening market positioning. “Dari segi pemasaran, posisi kita utamanya adalah di wilayah Sumatera bagian selatan, karena itu yang paling dekat dengan kita dan wilayah daratan sesuai dengan letak geografis dari perusahaan, juga tentu bersinergi dengan BUMN karya dan industri semen pada umumnya,” jelas Daconi.
Stretegi ketiga adalah meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari SDM Perseroan.”Kami memiliki SDM yang dominan milenial sehingga ini perlu kita terus support dan kembangkan dari segi kompetensi SDM melalui mentoring, coaching dan pelatihan-pelatihan,” jelas Daconi.