IFG Diminta Susun dan Implementasikan Strategi Mitigasi Risiko Hadapi Ancaman Resesi

0
499
Reporter: Rommy Yudhistira

Komisi VI DPR mendorong holding badan usaha milik negara (BUMN) asuransi Indonesia Financial Group (IFG) untuk menyusun dan mengimplementasikan strategi mitigasi risiko guna mengantisipasi dampak fluktuasi ekonomi global. Dan, itu terkait produk, manajemen internal perusahaan termasuk kebijakan manajemen portofolio investasi serta faktor-faktor eksternal.

Wakil Ketua Komisi VI Mohammad Hekal mengatakan, pihaknya juga mendorong IFG untuk menyusun dan menyampaikan peta jalan asuransi berbasis syariah, dan inovasi pengembangan produk asuransi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Kemudian, perlunya memperbaiki layanan melalui kualitas sumber daya manusia, implementasi digitalisasi, perbaikan tata kelola, dan program-program asuransi lainnya.

“Serta melaksanakan strategi-strategi yang tepat untuk menguasai market share industri asuransi nasional. Terus mendukung program pemerintah untuk masyarakat melalui penjaminan kredit usaha rakyat (KUR), kredit pemulihan ekonomi nasional, asuransi produk pertanian dan peternakan, pembiayaan ultra mikro dan program lainnya,” ujar Hekal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/1).

Begitu pula dengan penyelesaian nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero), kata Hekal, IFG perlu menyampaikan progres penyelesaiannya secara berkala.

Baca Juga :   Ketua DPR: Pertemuan G20 dan P20 2022 Momentum Promosikan Wisata Indonesia

Sementara itu, Direktur Utama IFG Robertus Bilitea mengatakan, pihaknya terus memantau pergerakan ekonomi baik yang terjadi di tingkat global maupun di dalam negeri. IFG telah menyiapkan pencadangan yang mencukupi sesuai dengan kondisi portofolio terkini.

Soal dampak resesi, kata Robertus, akan berisiko terhadap turunnya kinerja keuangan holding dan anak perusahaan, baik dari sisi likuiditas, profitabilitas, investasi, dan permodalan. Beberapa faktor penyebab risiko itu seperti peningkatan klaim dan penebusan polis sebelum jatuh tempo oleh nasabah yang terdampak resesi.

“Menjalankan skenario stress testing terkait perlambatan ekonomi yang berdampak pada sektor-sektor tertentu dan dampaknya terhadap pencadangan, laba, dan permodalan grup IFG,” kata Robertus.

Selanjutnya, kata Robertus, IFG telah membuat mapping industri yang berpotensi terdampak perlambatan ekonomi pada 2023, potensi resesi, serta inflasi. Juga menyiapkan program switching portofolio dari industri yang terdampak resesi.

“Koordinasi dan konsolidasi yang intensif dengan seluruh anggota holding IFG dalam rangka memastikan ketahanan bisnis menghadapi potensi dampak perlambatan ekonomi 2023, potensi resesi, serta inflasi,” tutur Robertus.

Baca Juga :   Angkasa Pura II Persiapkan AI AeroBuddy untuk Operasional Bandara dan Penerbangan

Untuk diketahui, holding BUMN asuransi itu terdiri atas PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Asuransi Jaminan Kredit Indonesia, PT Asuransi Jasa Indonesia, dan PT Jasa Raharja.

 

Leave a reply

Iconomics