Kunci Kemenangan Pemilu: Personal Branding, Tim, dan Mesin Politik

Pakar Marketing, Yuswohady dalam acara bedah buku Personal Branding for Politician di Auditorium RRI, Jakarta/Dok. Inventure
Para kontenstan pemilihan umum (Pemilu) eksekutif dan legislatif semestinya menunjukkan keunggulan kompetitif yang dimiliki. Dengan demikian, para pemilih dapat dengan jelas dan gamblang memilih secara rasional.
Pakar Marketing, Yuswohady mengusulkan agar para calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres), calon anggota legislatif (caleg), dan calon kepala daerah untuk lebih menonjolkan keunggulan kompetitif yang dimiliki.
Yuswohady mengatakan seseorang yang terjun dalam kontestasi politik, seharusnya bisa lebih mengutamakan kekuatan kompetisi, karakter, visi-misi program yang diusung oleh masing-masing kandidat.
Oleh karena itu, Yuswohady menyarankan agar para calon bisa lebih mengedepankan pendekatan pemasaran strategis dalam memenangkan kontestasi politik. Selain itu, Yuswohady mengatakan bahwa, personal branding tidak selalu dikaitkan dengan pencitraan. Melalui personal branding, para calon bisa lebih mengandalkan kekuatan karakter, kompetensi, dengan penyampaian visi-misi program yang lebih otentik.
“Di era media yang terbuka dan transparan sekarang ini, tak bisa lagi personal branding dilakukan dengan pendekatan pencitraan dengan menyembunyikan kejelekan dan kelemahan si politisi,” kata Yuswohady dalam acara bedah buku Personal Branding for Politician di Auditorium RRI, Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief menjelaskan bahwa ada tiga faktor kunci untuk memenangkan kontestasi pemilu. Pertama, kata Andi, kontestan harus memiliki kekuatan figur melalui pemasaran diri. Kedua, kekuatan tim pemenangan. Ketiga, kekuatan politik.
“Personal branding itu 60%, 30% itu tim, 10% kekuatan politiknya,” ujar Andi Arief.
Menurut Andi, ketiga faktor tersebut harus dikerjakan secara bersamaan, dan tidak bisa mengandalkan salah satunya, dan mengesampingkan yang lain.
“Tak bisa hanya mengandalkan personal branding tapi tak didukung kekuatan tim dan mesin partai. Personal branding ini penting untuk yang sudah punya track record,” ujarnya.