
Nasdem Hormati Survei Elektabilitas Anies Baswedan dan Masih Bisa Berubah

Anggota Badan Legislasi (Baleg) Taufik Basari/Istimewa
Partai Nasdem menyebut hasil survei elektabilitas terhadap calon presiden (capres) Anies Baswedan belum menjadi tolok ukur terhadap hasil akhir Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Selain waktu Pilpres yang masih panjang, survei tersebut dinilai masih sebagai sesuatu yang dinamis dan bisa berubah sepanjang tahapan Pilpres dan pasca-pemungutan suara 14 Februari 2024.
“Tentunya kita tetap mencermati survei-survei yang ada di samping dari tetap bekerja juga untuk memperkenalkan Pak Anies kepada masyarakat. Kita hormati survei yang dilakukan berbagai pihak,” kata Ketua DPP Taufik Basari di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5).
Taufik mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi terbaik untuk memenangkan Anies pada Pilpres mendatang. Rencananya, kegiatan Anies untuk menjangkau masyarakat akan ditingkatkan kembali, sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui program-program yang akan dijalankan Anies apabila terpilih sebagai presiden.
“Tentunya strategi tidak bisa kita sampaikan ke publik, tapi yang jelas selalu akan kita siapkan strategi terbaik bagi Pak Anies,” tutur Taufik.
Sebelumnya, Anies mengatakan, pihaknya terbiasa berada di posisi ketiga dalam setiap survei. Bahkan, hal itu juga sudah terjadi sejak mengikuti kontestasi pada Pilkada DKI Jakarta pada 2017.
“Saya melihat ini sebagai pemicu untuk kerja lebih keras, menjangkau semua, dan mengajak untuk berkompetisi dalam rekam jejak, rekam gagasan, dan rekam karya,” kata Anies.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, elektabilitas capres Prabowo Subianto paling tinggi dibandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Prabowo unggul dengan 33,9%, Ganjar 31,9%, dan Anies 20,8% serta 13,4% memilih tidak tahu/tidak jawab.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan, dengan situasi dan kondisi elektabilitas tersebut, kemungkinan Pilpres 2024 berpotensi terjadi 2 putaran, karena tidak ada yang mencapai 50%. Secara logika, sekitar 13,4% didistribusikan, maka semuanya dianggap semuanya memilih dan terdistribusi secara normal dan ketiga pasangan capres tidak mungkin ada capres yang memenuhi di atas 50%.
“Oleh karena itu, Pilpres 2024 sangat berpotensi terjadi dalam 2 putaran,” kata Adjie.
Sebagai informasi, survei dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia pada 3-14 Mei 2023. Tingkat margin of error survei sebesar ± 2,9% dengan metodologi multistage random sampling.
Selain dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga mengumpulkan informasi dan analisa melalui metode kualitatif seperti analisis media, in-depth interview, dan focus group discussion (FGD).
Leave a reply
