GAPKI: Ekspor dan Produksi CPO Serta PKO Turun Sepanjang Semester I/2020

0
1065
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) menyebut total produksi dan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan  minyak inti kelapa sawit (PKO) turun sepanjang Semester I/2020. Untuk produksi CPO dan PKO, misalnya, mencapai 23.504 ribu ton atau terkontraksi 9,2% dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Semenntara itu, kata Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono, untuk volume ekspor mencapai 15.503 ribu ton atau turun 11,7% dibandingkan tahun sebelumnya. “Ini kita bisa tebak jawabannya kenapa karena 70% dari sawit kita harus diekspor dan hampir semua negara tujuan ekspor mengalami kontraksi demand,” kata Joko saat telekonferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8).

Joko mengatakan, situasi global yang sulit dan penuh ketidakpastian sepanjang Semester I/2020 telah menyebabkan pelemahan signifikan terhadap permintaan dari pasar utama ekspor produk kelapa sawit Indonesia seperti Uni Eropa (-9% ytd), Timur Tengah (-18% ytd) dan Tiongkok (-43% ytd). Sementara 3 negara pasar utama yang mengalami pertumbuhan ekspor pada periode yang sama yakni India (23%),  Amerika Serikat (9%), dan Pakistan (1%).

Baca Juga :   Harga Referensi CPO Menurun di April 2023

“Selebihnya pasar turun. Tiongkok turun, Timur Tengah turun, EU (Uni Eropa) turun. Jadi ini gambaran bahwa pasar global sedang mengalami pelemahan sehingga demand mengikuti terjadi kontraksi,” kata Joko.

Dengan demikian, kata Joko, nilai ekspor produk sawit sepanjang Semester I/2020 justru mencapai US$ 10 miliar atau naik 6,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Itu disebabkan naiknya harga CPO yang mengalami kenaikan rata-rata US$ 526 per ton-Cif Rotterdam pada Mei 2020 menjadi US$ 602 per ton-Cif Rotterdam pada Juni 2020.

“Ekspor sampai Juni masih bagus. Kita membukukan US$ 10 miliar sampai dengan Juni 2020. Seharusnya di akhir tahun tidak beda jauh dengan tahun lalu. Ini kita syukuri bahwa sawit masih bisa memberikan sumbangan cukup berarti bagi perekonomian kita,” kata Joko.

Secara domestik, kata Joko, konsumsi produk sawit dalam negeri sepanjang Semester I/2020 mengalami peningkatan sebesar 2,9% dibandingkan tahun lalu mencapai 8.665 ribu ton. Salah satu pendorong dari angka tersebut antara lain tingkat konsumsi biodiesel yang sepanjang Semester I/2020 naik 25% dibandingkan tahun sebelumnya karena implementasi program B30.

Baca Juga :   Kemendag Mendorong Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Inilah Relaksasi Kebijakannya

Selain itu, kontribusi produk Oleochemical pada konsumsi domestik juga naik 39,5% secara tahunan. Perkembangan tersebut, kata Joko, telah meningkatkan pangsa pasar domestik untuk produk kelapa sawit meningkat pada tingkat 37%.

“Itu tidak pernah (sampai 37%), biasanya 30%-31%. Mudah-mudahan upaya penguatan pasar domestik bisa konsisten kinerjanya dan pada suatu saat mencapai titik keseimbangan bahwa domestik bisa jadi balancing,” katanya.

Leave a reply

Iconomics