Pabrik Tembakau Terakhir Prancis Akhirnya Tutup

0
347
Reporter: Channel News Asia

Pabrik tembakau Tabac, Prancis terpaksa harus gulung tikar setelah beroperasi selama 34 tahun. Buruh dan petani di sekitar pabrik merasa terpukul dengan kenyataan tersebut. Mereka sedih karena pabrik itu mempengaruhi roda kehidupan ekonomi masyarakat.

Itu yang dirasakan Gerard Chanquoi. Pabrik tembakau itu menjadi “korban” perubahan zaman dan lanskap kesehatan masyarakat. Aktivis anti-tembakau mungkin senang dan gembira mendengar kabar ini. Tapi tidak bagi buruh dan tani di sekitar lokasi.

Chanquoi, 61 tahun salah satu buruh pabrik mengatakan, apa yang menimpa Tabac merupakan sebuah kekacauan. Pria yang telah bekerja selama 30 tahun itu merasa penutupan pabrik menjadi akhir dari kariernya. Tapi, bagaimana dengan nasib teman-temannya yang masih muda?

“Saya berada di akhir karier saya. Tetapi bagi mereka yang jauh lebih muda dari saya, (penutupan) itu sulit,” tutur Chanquoi pada Rabu (2/10).

Pabrik Tabac dibuka sejak 1985 di daerah yang menjadi penghasil tembakau utama di Prancis. Pabrik tersebut tempat warga menggantungkan kehidupan ekonominya. Berdiri di atas lahan sekitar 10 hektare dan memproses 20 ribu ton daun tembakau setiap tahun.

Baca Juga :   Tiongkok Tarik Diri dari Kesepakatan Proyek Gas dengan Iran

Dikatakan Chanquoi, kemampuan pabrik tersebut diakui di seluruh Eropa. Apalagi pabrik tersebut menjadi pusat produksi tembakau pada masanya. Pabrik tembakau ini memproduksi rokok dengan merek Gauloises. Dulunya menjadi simbol dan ikon filsuf film Prancis.

Tapi semua itu tinggal sejarah. Rokok Gauloises kini diproduksi di Polandia. Soal merokok, jumlah perokok di Prancis mencapai 32% orang dewasa berusia 18 hingga 75 tahun di 2018. Jumlah resmi ini disebut berada di atas rata-rata untuk negara-negara maju. Namun, jumlah perokok disebut menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya harga rokok.

Leave a reply

Iconomics