Program Kemitraan Budidaya Tebu RNI Buahkan SHU

0
410

Direktur Utama PT PG Rajawali II Sagita Hariyadin (kanan) menyerahkan SHU kepada perwakilan petani tebu desa penyangga/Dok. RNI

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sukses melaksanakan program Kemitraan Budidaya Tebu yang ditandai dengan pembagian sisa hasil usaha (SHU). RNI yang melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang industri gula yakni PT PG Rajawali II menyerahkan SHU kemitraan untuk masyarakat desa penyangga di lingkungan areal lahan HGU Unit Pabrik Gula (PG) Jatitujuh Majalengka.

Direktur Utama PT PG Rajawali II Sagita Hariyadin mengatakan jumlah SHU yang dibagikan sejumlah total Rp1,2 miliar. Ia menjelaskan program kemitraan ini telah dimulai sejak tahun 2018 dan merupakan program kemitraan pertama serta satu-satunya di Indonesia yang dijalankan di lahan HGU.

“Program kemitraan ini sebagai wujud kepedulian perusahaan dalam rangka membangun harmoni dengan masyarakat desa penyangga,” kata Sagita dalam siaran pers.

Ia mengatakan program yang sudah berjalan pada dua kali masa tanam tersebut melibatkan masyarakat dari 22 desa penyangga di sekitar HGU PG Jatitujuh. Jumlah tersebut terbagi ke dalam dua wilayah, yaitu 11 Desa di wilayah Kabupaten Majalengka dan 11 Desa di wilayah Kabupaten Indramayu.

Baca Juga :   Jaga Ketersediaan, RNI akan Gelontorkan Daging di Jakarta dan Bandung Raya

Program ini, lanjutnya, telah dilaksanakan pada masa tanam 2018/2019 dan 2019/2020. Pada peluncuran perdana tahun 2018, jumlah petani yang mengikuti program kemitraan sekitar 900 kepala keluarga dengan lahan kurang lebih seluas 1.900 Ha.

RNI menyebutkan jumlah peserta kemitraan bertambah menjadi sekitar 1.800 Kepala Keluarga, dengan tambahan luas lahan 3.300 Ha pada masa tanam 2019/2020. Ia menambahkan untuk musim tanam 2020/2021, perusahaan memproyeksikan penambahan peserta kemitraan menjadi sekitar 2.200 kepala keluarga dengan lahan yang dikelola kurang lebih seluas 4.300 Ha.

Menurut Sagita, kesuksesan program kemitraan pada masa tanam dua tahun terakhir telah berhasil melahirkan 9 unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di bidang usaha pengelolaan budidaya perkebunan tebu. Ia mengatakan kesembilan BUMNDes tersebut berasal dari sembilan desa yang berbeda dan kini seluruhnya aktif bekerja sama dengan PG Jatitujuh.

Sagita mengatakan program Kemitraan Budidaya Tebu ini menjadi kunci atas eksistensi Pabrik Gula dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan lembaga ekonomi desa melalui BUMDes.

Leave a reply

Iconomics