Efek Corona, Nafas Industri Otomotif Hanya Bisa Bertahan 4 Bulan

0
531
Reporter: Petrus Dabu

Wabah virus Corona (Covid-19) yang menyebar ke berbagai negara di dunia akan mengganggu rantai pasok bahan baku dan barang modal untuk industri manufaktur, termasuk industri perakitan kendaraan di Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gimuwang Kartasasmita mengatakan berdasarkan komunikasinya dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) persediaan bahan baku untuk industri manufaktur otomotif saat ini memang masih aman untuk 3 bulan hingga 4 bulan ke depan.

“Kita berharap 3-4 bulan ke depan suasana global berkaitan dengan Covid-19 ini bisa segera pulih sehingga ada normalisasi kegiatan ekonomi termasuk kegiatan impor dari bahan baku yang dibutuhkan oleh industri,” ujarnya saat membuka Gakindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) di JCC, Jakarta, Kamis (5/3).

Agus berharap agar para pelaku industri otomotif tanah air tetap konsentrasi menjalankan bisnisnya dan mempercayakan penanganan virus Corona ini kepada institusi kesehatan di Indonesia.

“Tanggung jawab kita adalah bagaimana kita membangun perekonomian nasional melalui pertumbuhan industri manufaktur khusus dalam sektor otomotif. Upaya-upaya kita dalam membangun ekonomi tidak boleh tersandera dengan adanya Covid 19,” ujarnya.

Baca Juga :   Covid 19 Meluas, Pameran Otomotif IIMS 2020 Ditunda

Ketua Umum Gaikondo, Yohannes Nangoi mengatakan sejauh ini wabah virus Corona memang belum menganggu aktifitas produksi otomotif.

“Selama ini tidak ada gangguan, memang ada sebagian suplai itu datang dari China tetapi tidak langsung ke kita, sebagian ke Jepang, sebagian ke Korea. Selama ini kita masih normal,” ujarnya saat ditemui di sela-sela GIICOMVEC di JCC, Jakarta, Kamis (5/3).

Gaikindo sendiri menurutnya sejauh ini belum merevisi target penjualan mobil tahun ini yang ditargetkan mencapai 1,05 juta hingga 1,1 juta unit. Walaupun penjualan mobil pada Januari lalu turun menjadi  79.983 unit, dari  81.988 unit pada Januari 2019.

Yohanes mengatakan untuk Februari diperkirakan penjualan mobil juga belum naik. “Masih flat,” ujarnya.

Penyebab turunnya penjualan mobil, demikian Yohanes, adalah karena banjir dan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia dan juga wabah Corona. Sektor pariwisata yang langsung terimbas oleh wabah virus Corona, menurutnya, menyebabkan penjualan mobil terutama di daerah wisata menurun.

“Turusme di Bali berat akibatnya pengadaan bis-bis baru pun turun,” ujarnya.

Baca Juga :   IBF Terapkan Kebijakan Kerja dari Rumah Selama 10 Hari

Sejumlah perusahaan otomotif yang ditemui Iconomics di acara GIICOMVEC  mengaku stok komponen otomotif mereka masih aman.  Jap Ernando Demily, Presiden Direktur PT Izuzu Astra Motor Indonesia mengatakan sejauh ini produksi Izuzu di Indonesia belum terganggu.

So far untuk produksi sampai dengan April aman. Kita lagi mapping terus, terutama supplier-supplier yang ada di China,” ujar saat ditemui di JCC.

Kabar baiknya, menurut Jap mayoritas pemasok (supplier) di China sudah mulai produksi seiring dengan makin meredahnya wabah virus Corona di negara itu. “Cuma ada beberapa supplier yang masih on off. Kita monitor terus,” ujarnya.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Bugie Laksmana, Direktur Utama PT Gaya Makmur Mobil, agen penjualan untuk kendaraan merek FAW asal China di Indonesia. Menurutnya, sejak akhir Februari lalu, sejumlah pabrik komponen otomotif di China sudah mulai beroperasi lagi sehingga ekonomi kembali berputar setelah sempat terhenti selama kurang lebih sebulan.

Bugie mengatakan untuk pasokan komponen FAW di Indonesia sejauh ini masih aman. “Kebetulan stok kita masih cukup sampai kuartal kedua,” ujarnya.

Baca Juga :   Aprindo: Masyarakat Tak Perlu Belanja Berlebihan karena Virus Corona

Sebagai informasi, tren kasus baru yang terjangkit virus Corona di China sudah mulai menurun. Jumlah pasien yang sembuh juga makin banyak. Hal ini menjadi sinyal positif bahwa wabah tersebut akan bisa tertasi segera.

Leave a reply

Iconomics