Kredit Korporasi Menurun Tahun Ini, DBS Indonesia Optimistik Tahun Depan Pulih Kembali

0
384

PT Bank DBS Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit korporasi pada tahun 2020 ini akan turun sekitar 3% hingga 5% bila dibandingkan tahun lalu. Penurunan tersebut terjadi karena permintaan (demand) kredit yang melemah dan juga karena kehati-hatian bank untuk menyalurkan kredit.

Corporate Banking Director PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan penurunan kredit korporasi tersebut merupakan imbas dari pandemi Covid-19. Wabah penyakit yang mulai menyerang dunia sejak akhir tahun lalu ini telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia mengalami kelesuhan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan kembali minus pada kuartal ketiga tahun ini setelah pada kuartal kedua lalu -5,32%. Sepanjang tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berakhir di zona negatif yaitu -1,7% hingga -0,6%.

Kunardy mengatakan kelesuhan ekonomi ini telah menyebabkan permintaan kredit termasuk segmen korporasi mengalami penurunan karena sejumlah perusahaan menunda ekspansi bisnis. Di lain pihak bank-bank juga tidak begitu agresif menyalurkan kredit karena prinsip kehati-hatian.

“Jadi [pertumbuhan kredit korporasi DBS Indonesia] memang ada sedikit penurunan dan saya rasa wajar untuk industri perbankan pada masa pandemi karena memang demand-nya juga turun dan karena masalah risk dari industri tersebut. Tetapi ke depan, kita tetap optimistik bahwa dengan nanti pulihnya ekonomi dan meredanya wabah pandemi Covid ini demand dari corporate loan ini akan meningkat kembali,” ujarnya kepada wartawan dalam acara virtual, Kamis (8/10).

Baca Juga :   Preferensi Nasabah Prioritas Dalam Keputusan Investasi

Dengan asumsi vaksin mulai didistribusikan pada kuartal pertama 2020 dan bekerja dengan baik, Kunardy  memperkirakan secara makro, ekonomi akan mulai pulih pada semester pertama 2020, meski masih slow.

“Kalau saya melihat ekonomi  sudah mulai baik kembali itu mungkin paling cepat di second half next year, dengan asumsi vaksin sudah didistribusikan dan terbukti bahwa vaksin itu juga bekerja,” ujarnya.

Adanya vaksin, menurutnya membuat masyarakat kembali percaya diri melakukan konsumsi. Konsumsi masyarakat memang merupakan penopang sekitar 58% PDB Indonesia. Seiring dengan pulihnya konsumsi masyarakat, industri pariwisata dan hotel, restoran dan kafe (horeka) akan kembali menggeliat setelah mengalami kelesuhan signifikan pada tahun ini.

Untuk kredit secara keseluruhan  baik korporasi maupun non korporasi, DBS Indonesia memperkirakan tahun ini tetap tumbuh sebesar 3% hingga 4%, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Solusi Digital untuk Korporasi

Meski pertumbuhan kredit melemah, tetapi DBS Indonesia terus memberikan solusi digital untuk segmen korporasi melalui DBS IDEAL dan DBS RAPID (Real Time Application Programming Interface oleh DBS). Kedua layanan ini  mengintegrasikan pemrosesan secara real time terkait pembayaran, piutang, dan pencarian informasi tentang alur kerja bisnis nasabah, memfasilitasi transaksi bisnis di jaringan (ekosistem) mereka.

Baca Juga :   DBS Indonesia Berikan Pembiayaan Rp100 Miliar untuk UMKM Lewat Modalku

Layanan ini memungkinkan nasabah dapat melakukan kegiatan perbankan korporasinya hanya dari rumah dan mengurangi paparan berinteraksi dengan orang lain, serta tanpa hambatan.

Sebanyak kurang lebih 4.000 nasabah korporasi DBS telah menggunakan layanan perbankan digital DBS IDEAL Web/DBS IDEAL Mobile/DBS IDEAL CONNECT/DBS RAPID, antara lain PT Trimegah Asset Management, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk., Astra Sedaya Finance, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., dan Dos Ni Roha.

DBS IDEAL dan DBS RAPID terdiri dari tiga pilar mendasar, yaitu digitalisasi, kecepatan, dan interkonektivitas. Ketiga pilar ini memberikan pengalaman integrasi tanpa hambatan antara bank dan sistem di dalam perusahaan.

Leave a reply

Iconomics